Kalya Mahiya Ingin Budaya Indonesia Semakin Dicintai

92
Kalya Mahiya
Kalya Mahiya Pravina sebagai Kini Cultura Delegation by CID UNESCO. (Sumber: Istimewa)

Jakarta, SirOnline.id – Semua orang menginginkan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Namun, tak banyak orang mau mengusahakan untuk mewujudkannya. Hal berbeda dicontohkan oleh Kalya Mahiya Pravina. Kalya yang bersekolah di SMP Al Izhar Pondok Labu ini menjadi bukti nyata, anak Indonesia yang terus berjuang meraih prestasi. Ragam prestasi menari ditorehkannya baik di dalam maupun luar negeri.

Saya bersyukur memiliki kesempatan khusus untuk berbincang dengan Kalya.
Kalya saat ini baru berusia 13 tahun, namun di usia yang belia, mampu meraih prestasi spektakuler terutama di bidang tarian tradisional Indonesia. Untuk tahun ini saja, Kalya mampu meraih kemenangan di kategori solo maupun grup. Sebut saja Winning the 1st Prize ‘Portugal Art Carnival’, Category Solo Folk Dance di Portugal. Lalu masih di ajang yang sama untuk kategori usia 13-14 tahun juga meraih Winning the 1st Prize. Kalya juga meraih 1st Winner Traditional Dance Competition Alpus Cup Renaissance. Prestasi lain, juga meraih Winning the 1st Prize International Festival Online Competition, Folk Dance and Music ‘Under The Hot UEA Sun’ di Dubai, Uni Emirate Arab. Yang teranyar pada Oktober lalu, untuk kategori solo meraih Winning 1st Prize International Category Solo usia 11-14 tahun untuk Traditional Folk Dance dari Festival Online Competition ‘Welcome To Canada’ di Toronto, Canada

Meraih 1st prize dari kompetisi menari tingkat dunia, bukanlah pencapaian instan yang tiba-tiba datang. Kalya mengaku bekerja keras untuk mewujudkan itu. “Saya berlatih menari secara konsisten. Untuk menguasai satu tarian, bisa latihan 4-6 kali. Latihan biasanya seminggu 2 kali.

Kalya Mahiya
Kalya Mahiya Pravina saat tampil menari Tari Enggang dari Dayak dan meraih 1st prize untuk kategori solo dalam ajang Portugal Art Carnival. (Sumber: Istimewa)

Setiap latihan 2-3 jam. Saat akan lomba lebih fokus dengan latihan tarian yang akan diikuti dalam kompetisi tersebut,” ungkap Kalya yang merupakan Kiny Cultura Delegation by CID UNESCO.

Kalya mengaku mudah menguasai tarian, karena ia senang sekali menari sekaligus mencintai tarian tradisional Indonesia. “Saya menguasai beberapa tarian tradisional Indonesia. Seperti tari burung enggang, tari topeng, tari kipas, tari ratoh jaroe dan tari piring. Yang paling sulit dipelajari itu tari ratoh jaroe, karena bukan hanya menari tapi juga sambil nyanyi. Jadi kalau satu salah, semua salah. Jadi butuh konsentrasi yang tinggi,” kisahnya.

Selain prestasi menari, Kalya juga istimewa dalam pretasi akademiknya. Untuk tahun 2022 saja, ia telah meraih juara satu untuk lomba Story Telling Contest Atlas yang diselenggarakan sekolahnya. Lalu ia juga meraih medali emas untuk News English Competition level nasional dan medali emas level nasional untuk English Subjects Junior High School level, Indonesian Science Olympiade, pada April 2022 lalu. Yang teranyar Kalya meraih Gold Medal National level National Youth Science Olimpiade pada September kemarin.
Agar prestasi di bidang akademik tetap istimewa, Kalya selalu belajar sebelum pelajaran diberikan. “Jadi malamnya itu saya belajar, jika ada yang belum mengerti biasanya saat pelajaran berlangsung, saya langsung bertanya ke gurunya. Saya juga selalu mengerjakan tugas sekolah dengan tepat waktu,” ucapnya.

Apa rahasia Kalya sehingga mampu menyeimbangkan antara sekolah dan menari? “Memiliki time management, menentukan skala prioritas, membuat to do list untuk setiap tugas sekolah, mengerjakan tugas tepat waktu dan tekun belajar dan berlatih,” katanya.

Membawa nama Indonesia di mata internasional merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kalya. “Bahagia, bersyukur dan suatu kehormatan bisa membawa nama baik Indonesia di kancah Internasional,” ucapnya.

Meski telah meraih banyak prestasi di bidang tari, Kalya mengaku ada tantangan yang dihadapi dalam belajar tarian. Menari itu ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan wiraga, wirama dan wirasa. Wiraga berarti penampilan gerakan para penari . Wirama adalah irama, gerakan agar tercapai keharmonisan. Sedangkan wirasa adalah penjiwaan, penghayatan dan pengekspresian gerak dalam tari. “Menyelaraskan wiraga, wirama dan wirasa adalah tantangan bagi setiap penari,” tuturnya.

Tak banyak anak seusianya yang mampu prestasi gemilang. Lalu apa pesan Kalya untuk teman-teman seusianya? “Terus gali potensi, kembangan bakat juga minat, tekun dan konsisten dalam berlatih. Jadilah versi terbaik dari dirimu,” imbuhnya.

Baca: Keunikan Praveena Ecoprint Karya Kalya Mahiya

Mengakhiri perbincangan yang menyenangkan ini, harapan Kalya agar semakin banyak anak-anak Indonesia yang bangga berbudaya Indonesia. Budaya Indonesia semakin dicintai dan dikenal di mata dunia. Anak Indonesia selalu semangat dalam berkreasi, meraih prestasi, memiliki empati dan go Internasional.

Ah beruntungnya Indonesia memiliki Kalya. Terus harumkan nama Indonesia di mata dunia dengan tarian khas Indonesia ya. (des)