Jadikan Pusat Rempah Dunia Melalui Indonesia Spice Up The World

148
GAPMMI mengajak 18 pelaku usaha UMKM yang bergerak di bidang rempah-rempah mengikuti pameran Fi Asia and Vitafoods Asia yang berlangsung di Queen Sirikit National Covention Center, Bangkok dari 20-22 September 2023.

Jakarta, SirOnline.id – Indonesia Spice Up The World (ISUTW) adalah program kolosal berkonsep Indonesia incorporated yang berlangsung hingga tahun 2024. Program ini melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah pusat serta daerah, pengusaha, akademisi, komunitas, dan media.

Selain mendorong hadirnya kuliner Indonesia di mancanegara, program ini juga menargetkan adanya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan meningkatkan nilai ekspor bumbu dan rempah-rempah menjadi 2 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).

Program Indonesia Spice Up The World dibagi menjadi empat pilar vertikal, yakni rempah, produk bumbu dan pangan olahan, restoran Indonesia, promosi kuliner, dan Indonesia destinasi kuliner. Pada pilar pertama, yaitu produksi, produk bumbu, dan pangan olahan, terdiri dari produksi, expert, kemasan, pameran bumbu, dan pendampingan pembiayaan. Untuk pilar kedua, restoran Indonesia di luar negeri akan didesain ulang serta dibantu promosinya. Program ini juga akan mendatangkan chef dan memastikan adanya patokan bahan baku serta kolaborasi. Adapun, patokan diperlukan agar tercipta kesamaan rasa dan kualitas. Sementara itu, pilar ketiga adalah tentang promosi kuliner. Pilar ini terdiri dari festival, konten digital, event kolaborasi media, pameran, dan konferensi forum. Pilar terakhir adalah Indonesia destinasi kuliner. Pilar ini mendorong adanya pola perjalanan tematik, penyiapan destinasi gastronomi, dan konten destinasi kuliner.

Nah, dalam rangka membuat program Indonesia Spice Up The World makin dikenal, kali ini Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengajak 18 pelaku usaha UMKM  yang bergerak di bidang rempah-rempah mengikuti pameran Fi Asia and Vitafoods Asia yang berlangsung di Queen Sirikit National Covention Center, Bangkok dari 20-22 September 2023.

Dalam perbincangan khusus dengan Adhi S. Lukman selaku Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) periode 2020-2025. Adhi menjelaskan bahwa bisnis makanan dan minuman semakin berkembang, jika melakukan inovasi. “Inovasi sangat penting. Terbukti anggota-anggota kami yang terus melakukan inovasi, maka pertumbuhan bisnisnya jauh lebih cepat. Sehingga kami selalu mendorong untuk lakukan inovasi,” terang Adhi.

Dijelaskan Adhi, food ingredient menjadi salah satu kunci keberhasilan industri makanan. Karena dengan inovasi pada food ingredient, maka pelaku usaha mendapatkan penemuan-penemuan baru. Dengan penemuan baru, maka akan menghadirkan produk-produk baru yang dampaknya meningkatkan daya saing. “Tugas dari GAPMI mendorong UMKM maju, salah satunya melalui pameran seperti ini. Dengan adanya inovasi produk dengan pemakaian ingredient baru sehingga memberikan diferensiasi produk kepada market global,” terang Adhi.

Potensi pasar rempah Indonesia di mancanegara sangat besar. Hal ini terbukti dengan semakin banyak pelaku usaha yang mengekspor rempah ke berbagai negara. Sebut saja Arab Saudi, Singapura, Austalia dan masih banyak negara lainnya.

Sementara itu, Irwan S. Widjaja selaku Ketua Komite Pembinaan Pengembangan UMKM GAPMMI menjelaskan kehadiran pelaku UMKM di pameran Fi Asia and Vitafoods Asia, sebagai strategi untuk membumbui dunia.

Menurut Irwan, ada delapan titik gerbang menuju pasar dunia. Yakni Dubai, Hong Kong, Afrika Selatan, Belanda, Turki, Singapura, Selandia Baru dan Amerika Serikat. “Nah, kalau buka (pasar) di Australia, maka terbuka pasar Selandia Baru, Pulau Solomonn sampai Papua Nugini. Kalau membuka pasar Amerika Serikat, terbagi di kawasan Barat dan kawasan Timur. Kalau kawasan Barat, pusatnya di Los Angeles, lalu menuju Meksiko hingga Hawai. Kalau kawasan Timur, pusatnya di Florida. Dari Florida, terbuka pasar ke Kanada hingga Amerika Latin. Misalnya Peru, Chile hingga Brasil,” jelas Irwan.

Pasar rempah terbesar, ada di 2 negara yakni India dan China. “Untuk China, kebutuhannya untuk kondimen. Kalau India, lebih ke komoditi. Kenapa? Karena taste India unik dan sangat kompleks sehingga biasanya mereka mengolah sendiri,” ungkap Irwan.

Nah, hal berbeda untuk pasar Eropa dan Amerika Serikat. Untuk kedua pasar ini, umumnya dibutuhkan rempah-rempah untuk minuman. Karena biasanya dibutuhkan untuk pengolahan minuman. Misalnya jahe, Umumnya penggunaan rempah untuk makanan sangat sedikit. Kalau pun butuh, biasanya hanya kayu manis dan lada, atau cengkeh. “Kalau Amerika pasti cengkeh karena untuk rokok,” jelas Irwan.

Harapan Irwan lewat keikutsertaan pelaku usaha di pameran Fi Asia and Vitafoods Asia, sebagai wadah untuk membangunkan dunia. Karena pusat rempah-rempah itu ada di Indonesia. “Bahkan Vietnam dan Thailand, juga membeli dari kita. Kemudian mereka kemas lagi, dengan menggunakan ‘made in Vietnam atau made in Thailand,” tegasnya.

Salah satu pelaku usaha yang mengikuti pameran Fi Asia and Vitafoods Asia adalah Vivi Widyana. Vivi merupakan CEO dan Founder Billiton Spice. “Saya dan teman-teman sangat terbantu dengan dukungan yang luar biasa dari pemerintah,” jelasnya

Produk andalan Billiton Spice adalah lada hitam dan lada putih. Vivi menjelaskan bahwa lada yang ada di Indonesia memiliki keunikan. Karena karakteristik lada tiap daerah berbeda. Misalnya lada dari Toba dan lada dari Maluku itu berbeda. Itulah kekayaan rempah Indonesia yang tidak dimiliki negara lain.

Karakter pada lada tergantung tingkat keharuman dan kepedasan. Jika umumnya berada pada angka 2,8 – 3,2. Namun, kualitas Billiton di angka 5,6 – 7,2.

Produk rempah, tidak hanya dimiliki Indonesia, tapi rempah Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Karena itu, Vivi pun gencar memperkenalkan rempah Indonesia ke mancanegara. “Kita lakukan kolaborasi, gotong royong, dan berjuang bersama untuk memperkenalkan keunikan dan keunggulan rempah Indonesia,” pungkas Vivi.

Senada dengan peserta expo lainnya, Rosita Wibawa dari brand Alam Bijak dalam naungan PT. Taraporter Indonesia yakni minuman herbal dan produk natural berharap dalam giat expo ini agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas serta mampu mengenalkan produk inovasi terhadap rempah-rempah yang memiliki esensi berkelanjutan.

Diakui oleh seluruh peserta expo yang turut hadir dalam memperkenalkan produk unggulannya, peran GAPMMI dapat membuka peluang dan pengalaman ekspor bagi start up dan pebisnis muda Indonesia. Hari Kawis mengungkapkan bonus demografi Indonesia menjadi momentum di masa mendatang dalam mendatangkan devisa negara. Dan segenap partisipasi mengapresiasi kepada seluruh jajaran petinggi GAPMMI dan pemerintah yang telah memberikan support dan fasilitas dalam menggaungkan Indonesia spice up to the world. (des)