“Sayap Sayap Patah” Film Kisah Nyata Tentang Antiterorisme di Indonesia

199
Sayap-sayap Patah
Cuplikan adegan di film Sayap-Sayap Patah (Sumber: Denny Siregar Production)

Jakarta, SirOnline.id – Sejak dirilis di bioskop 18 Agustus 2022 lalu, film “sayap-sayap patah” yang terinspirasi dari peristiwa nyata yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada tahun 2018 lalu sudah menembus lebih dari 1 juta penonton.

Film yang dibintangi Nicholas Saputra dan Ariel Tatum ini menceritakan dalam tragedi narapidana terorisme membobol rutan Mako Brimob. Kala itu, 150 narapidana terorisme menyandera petugas yang sedang berjaga di Mako Brimob. Dalam upaya pembebasan itu, lima anggota Densus 88 gugur dalam peristiwa tersebut.

Diceritakan film besutan sutradara Rudi Soedjarwo yang ditulis Denny Siregar mengangkat kisah tokoh Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji alias Aji (Nicholas Saputra) adalah anggota pasukan khusus penanganan terorisme terperangkap dalam kejadian pembobolan yang dilakukan oleh narapidana teroris.

Saat Aji dalam posisi hidup dan mati demi melindungi rekan dan negara dalam penyanderaan, sang istri Nani (Ariel Tatum) juga berjuang melahirkan anak. Sebuah kisah yang menusuk-nusuk rasa kemanusiaan setiap manusia. Kisah yang menggambarkan pelaku “seolah-olah” membela agama, nyatanya telah mematahkan sayap sebuah keluarga yang juga beragama sama dengan para pelaku.

Selain Nicholas dan Ariel Tatum, film ini juga dibintangi oleh Iwa K, Nugie Nugroho, Ariyo Wahab, Poppy Sovia, Edward Akbar, Khiva Iskak, Dewi Irawan, Revaldo, Gibran Martin dan Aden Bajaj.

Film ini pun langsung ditanggapi positif. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bahkan mengajak pekerja muda Kantor Staf Presiden untuk menonton film tersebut.

Dia mengaku sengaja mentraktir anak-anak muda di KSP untuk memberikan pelajaran tentang memaknai sebuah peristiwa, terlebih selama ini pekerjaan anak-anak muda KSP bersinggungan erat dengan pengambilan keputusan.

“Film ini mengangkat sebuah peristiwa yang diangkat dari kisah nyata. Dengan belajar memaknai peristiwa, mereka akan mendapat ‘input’ untuk bisa merumuskan kebijakan. Apalagi selama ini pekerjaan mereka berdekatan dengan pengambilan keputusan,” kata Moeldoko dikutip dari Antara, Sabtu, (3/9).

Baca: Penulis Salman Rushdie Diserang di New York

Hal yang sama diungkapkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Menurutnya sudah seharusnya Polri memberikan pengabdian terbaik terhadap masalah radikal yang seperti terjadi di film tersebut.

“Terima kasih atas dukungannya. Kita ingin Polri semuanya bisa memberikan pengabdian yang terbaik menghadapi masalah-masalah yang besar, menghadapi hal-hal yang radikal yang tentunya perlu pengabdian yang tentunya melindungi tugas-tugas dari teman yang lain,” kata Kapolri. (rr)