Aksi Dua Detektif “Konyol” dalam Lakon “Orang-orang Berbahaya”

51
2 Detektif Konyol
Adegan dalam lakon "Orang-orang Berbahaya". (SirOnline/Ricardo Ronald)

Jakarta, SirOnline.id – Beradegan sebagai dua detektif “konyol” di lakon “Orang-orang Berbahaya” aksi Cak Lontong dan Akbar membuat para penonton tak berkedip sedikitpun dari panggung Teater Besar, Taman Ismail Marzuki (TIM) malam itu, Jumat, (18/11).

Berawal dari adegan pertama memeriksa seorang korban pembunuhan yang diduga kematiannya akibat tembakan pistol. Dua seniman asal Jawa ini terlihat kebingungan dengan garis polisi yang mereka pasang sendiri.

“Jika kita lingkari korban dengan garis polisi, bagaimana kita bisa masuk memeriksa korban, kan garis polisi tidak boleh dilewati?” tanya Cak Lontong kepada Akbar.

“Jika kita lewati, kan juga susah, lihat susahkan,” tambah Cak Lontong sambil mengangkat garis polisi yang padahal hanya berada di bawah lantai.

2 Detektif Konyol
(SirOnline/Ricardo Ronald)

Akbar pun bergeming. Jika dipikir harusnya garis polisi tersebut bisa dilangkahi oleh Cak Lontong mengapa mesti diangkat.

Aksi ini pun langsung disambut gemuruh tawa penonton.

Adegan di atas hanya sepenggal lakon yang dihadirkan Indonesia Kita. Menurut pendirinya yang juga seniman pertunjukan Butet Kartaredjasa, kali ini bersama penulis naskah dan juga sutradara Agus Noor mereka ingin menyuguhkan cerita bergaya baru yang kejutan ceritanya akan muncul di bagian akhir dengan tak ketinggalan sentuhan kritik sosial politik selalu menyertai.

“Ada pesan yang ingin disampaikan, kita akan memasuki tahun politik yaitu di tahun 2023-2024, setiap orang harus perlu kewaspadaan, jangan sampai terperangkap kepada isu-isu yang mengancam disintegrasi bangsa, kita harus selalu mengingatkan betapa pentingnya kemajemukan suatu bangsa,” kata Butet sapaan akrabnya kepada SirOnline.id usai pertujukan malam itu.

2 Detektif Konyol
(SirOnline/Ricardo Ronald)

Disinggung terkait adegan yang disuguhkan dengan gaya komedi, Butet mengaku hal ini spontanitas dilakukan para pemeran dengan total 70 persen berasal dari skrip naskah dan sisanya 30 persen improvisasi.

“Peristiwa yang tidak lucu jika dimainkan kawan-kawan Indonesia Kita jadi lucu, memang awalnya konsep dasar kita, kalau kultur jawanya menyebut guyon parikeno kita mengkritik, kita menyindir secara bercanda untuk masalah-masalah yang sesungguhnya sangat serius,” jelas Butet.

Karena hal ini, lanjut Butet, mereka menyiapkan pentas ini lebih lama sekitar tiga bulan, kendalanya adalah plot yang rumit, relasi antara tokoh yang juga rumit.

“Pemeran harus berhati-hati dalam adegan, mereka harus menggunakan logikanya secara tepat tidak bisa hanya ugal-ugalan, karena jika tidak, lakon ini bukan menjadi sebuah cerita yang menarik,” tegas Butet.

Baca: Pewarta Foto Jakarta Gelar Pameran Foto “Rekam Jakarta 24+”

Lakon “Orang-orang Berbahaya” akan kembali dipentaskan malam ini, Jumat, (18/11). Penonton nantinya akan diajak bersama-sama memecahkan teka-teki pendemi kegilaan yang menjangkiti banyak orang termasuk para pejabat penting dari hakim hingga polisi sehingga banyak yang dimasukkan ke rumah sakit karantina.

Selain Cak Lontong dan Akbar, lakon ke-38 ini juga akan menampilkan seniman seni pertunjukan lainnya yaitu Marwoto, Inaya Wahid, Susilo Nugroho, Yu Ningsih dan masih banyak lagi. Yuk, nonton dan dapatkan tiketnya di Teater Besar Taman Ismail Marzuki. (rr)