BPOM Ungkap Perusahaan Farmasi yang Produksi Paracetamol Sirop dan Drop Picu Ginjal Akut

113
Penny Lukito
Kepala BPOM, Penny Lukito. (Sumber: BPOM)

Jakarta, SirOnline.id – BPOM mengaku menemukan obat baru yang terindikasi mengandung cairan etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE). Obat itu berupa Paracetamol drop dan paracetamol sirop yang mengandung cairan kimia berbahaya melebihi ambang batas sehingga bisa menyebabkan gagal ginjal akut.

“Kami telah menemukan produksi sirop obat parasetamol drop dan parasetamol sirop rasa peppermint PT Afi Farma,” ujar Kepala BPOM, Penny Lukito, di Kabupaten Serang, Banten seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa, (1/11).

Meski tidak menyebutkan nama merek dagangnya, Penny menyatakan tujuh produksi PT Afi Farma mengandung EG dan DEG melebihi ambang batas, sehingga bisa mengganggu kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.

“Ada tujuh produk dari PT Afi Farma yang mempunyai kadar melebihi standar dan kadar bahan baku melebihi ambang batas, sehingga kami hold produksinya,” terangnya.

Sementara itu dilansir dari BBC Indonesia, selain PT Afi Farma ada dua perusahaan farmasi lain yakni PT Universal Pharmaceutical dan PT Yarindo Farmatama yang produksinya mengandung EG dan DEG melebihi ambang batas.

BPOM telah memerintahkan perusahaan farmasi menahan sekaligus menarik kembali peredaran obatnya, agar tidak dikonsumsi masyarakat.

Hasil uji BPOM membuktikan bahwa perusahaan itu menggunakan bahan baku obat “yang tidak memenuhi syarat” dengan kandungan EG dan DEG “berkali-kali lipat” di atas ambang batas yang semestinya hanya 0,1 miligram per milimeter.

Sejauh ini obat yang disebut BPOM masuk dalam kategori itu, yakni Unibebi Cough Syrup, Unibebi Demam Sirop, Unibebi Demam Drops produksi Universal Pharmaceutical Industries; Flurin DMP produksi Yarindo Farmatama; serta Paracetamol sirup dan paracetamol drops produksi Afi Farma.

“Melihat konsentrasi kadar EG dan DEG yang sangat tinggi, bukan hanya pencemaran, tapi dari bahan bakunya sudah mengandung bahan EG dan DEG. Bukan pencemaran lagi, racun yang sudah memenuhi bahan baku,” kata Penny yang juga menyebut bahwa kejahatan obat dan makanan adalah “kejahatan kemanusiaan”.

Baca: Epidemiolog Minta Pemerintah Tetapkan KLB Gagal Ginjal Akut

Sebanyak 269 kasus gangguan ginjal akut telah ditemukan di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 27 Oktober 2022.

Dari jumlah itu, sebanyak 157 pasien di antaranya meninggal dunia.

Kasus gangguan ginjal akut itu diduga kuat terkait dengan kandungan EG dan DEG dalam obat sirop anak-anak. (rr)