Masih Terkuat di Asia, Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Tembus Rp14.650 Per USD

178
Kurs Mata Uang
Ilustrasi kurs mata uang nilai tukar rupiah terhadap USD. (Sumber: Shutterstock)

Jakarta, SirOnline.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menguat pada Senin (15/8) seiring dengan positifnya data neraca perdagangan.

Dilansir dari Bisnis Indonesia pada Senin (15/8), Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan, rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada Senin di rentang Rp14.650-Rp14.720 per dolar AS.

Pada Jumat (12/8) lalu rupiah ditutup menguat 0,66 persen atau naik 97,5 poin sehingga berada di posisi Rp14.668 per dolar AS, dan menjadi yang terkuat di Asia.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, pada pukul 15.00 WIB, Jumat (12/8) lalu terpantau menguat 0,25 persen atau 0,26 poin ke level 105,35.

Sejumlah mata uang lain di kawasan Asia justru terpantau lesu. Beberapa diantaranya, yakni, peso Filipina terpantau melemah 0,59 persen, yen Jepang melemah 0,18 persen, baht Thailand melemah 0,26 persen, dolar Taiwan melemah 0,12 persen, rupee India melemah 0,08 persen, dan dolar Singapura melemah 0,07 persen.

Selain rupiah, yuan Cina menguat 0,14 dolar Hong Kong menguat 0,11 persen, won Korea Selatan menguat 0,06 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,02 persen.

“Data ekonomi dalam negeri pun cenderung positif. Anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN mencatatkan surplus selama tujuh bulan berturut-turut pada tahun ini, dengan catatan surplus Rp106,1 triliun per Juli 2022. Kinerja teranyar itu setara surplus 0,57 persen terhadap PDB,” ujar Ibrahim.

Terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa surplus APBN per Juli 2022 mencapai Rp106,1 triliun, tumbuh dari posisi Juni 2022 yang surplus Rp73,6 triliun (0,39 persen terhadap produk domestik bruto/PDB).

Padahal, kondisi Juli 2022 berbalik positif dari catatan Juli 2021 yang defisit Rp336,9 triliun (2,04 persen terhadap PDB). Adapun laju rupiah tampak positif sejak kemarin, saat ripiah terapresiasi 0,7 persen pada perdagangan Kamis (11/8) menjadi Rp14.765 per dolar, didorong oleh depresiasi greenback setelah angka inflasi AS meleset dari perkiraan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi negara itu pada Juli di level 8,5 persen year-on-year, lebih lambat dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,1 persen YoY.

Baca: Jangan Mau Dibodohi Bank, Ini Alur Kenaikkan Suku Bunga Pinjaman Sesuai Aturan

Laju inflasi yang melambat menimbulkan ekspektasi The Fed akan kurang agresif dalam menaikkan suku bunga seperti diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu, resesi ekonomi di Negeri Paman Sam kemungkinan tidak akan berkepanjangan.

Permintaan dolar pun melemah. Rupiah kini memperpanjang pemulihannya setelah terjun di Rp15.038 per dolar AS bulan lalu, yang merupakan level terendah dalam dua tahun terkahir. (irv)