Pelanggaran HAM Pada Buruh Migran Masih Terjadi di Sabah Malaysia, 18 Orang Meninggal

19
Kedubes Malaysia
Aksi unjukrasa koalisi buruh migran berdaulat di Kantor Kedutaan Besar Malaysia, Menteng, Jakarta, Selasa (9/8). (SirOnline/Irvan Maulana)

Jakarta, SirOnline.id – Puluhan massa yang tergabung dari Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) berunjukrasa di gedung Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta, pada Selasa (9/8).

Aksi tersebut digelar karena masih banyak ditemukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), pada buruh migran undokumentir di Malaysia.

Perwakilan KBMB Abu Mufakhir mengatakan, aksi unjukrasa dilakukan usai peluncuran laporan mengenai kondisi buruh migran di pusat tahanan imigrasi di Sabah, Malaysia pada Juni lalu.

Kedubes Malaysia
(SirOnline/Irvan Maulana)

“Kami tidak menemukan perbaikan yang berarti, kondisi buruk dan berbagai bentuk perlakuan tidak manusiawi masih terus terjadi disana,” ujar Abu ketika diwawancara di halaman Kedubes Malaysia, di Jakarta, pada Selasa (9/8).

Dipaparkan Abu, pada periode Mei-Juni 2022, setidaknya tiga warga negara Indonesia 2 laki-laki dan 1 perempuan kembali meninggal dunia di pusat tahanan imigrasi Tawau, Negara Bagian Sabah, Malaysia.

Abu mencatat, sebanyak 18 orang meninggal dalam periode Januari 2021 hingga Maret 2022 hanya dalam satu pusat tahanan, sedangkan dalam data Konsulat Jenderal Republik Indonesia ada 25 orang meninggal di seluruh pusat tahanan imigran di Malaysia.

“Peristiwa ini terus menambah jumlah kematian di berbagai pusat tahanan imigrasi di Sabah, Malaysia. Berbagai kematian yang bisa dicegah (preventable death) akan terus terjadi selama tidak ada perbaikan dan hukuman bagi mereka yang bertanggungjawab,” kata dia.

Kedubes Malaysia
(SirOnline/Irvan Maulana)

Pada deportasi Juli lalu, Abu mengklaim juga masih menemukan banyak deportan yang datang dengan kondisi sakit. Setidaknya lima deportan tiba dengan menggunakan kursi roda, dan tujuh deportan harus dirujuk ke rumah sakit di Nunukan, Kalimantan Utara.

“Kondisi di dalam pusat tahanan imigrasi juga masih penuh sesak, air bersih masih tidak tersedia dengan cukup, kualitas makanan masih buruk, mereka diberi makan yang kucing saja tidak mau makan,” ungkapnya.

“Karena itulah kami kembali melakukan protes. Seluruh kekejaman yang menyebabkan warga negara Indonesia terus meninggal di bawah otoritas imigrasi Sabah, Malaysia, harus dikutuk keras,” lanjutnya.

Baca: Indonesia – Kamboja Bahas Kerja Sama Pencegahan Perdagangan Manusia

Ia juga meminta agar pemerintah Malaysia, maupun pemerintah Indonesia segera menangani kasu tersebut.

“Kami berharap pemerintah berperan untuk menuntut pemerintah Malaysia agar melakukan perbaikan, dan menghentikan berbagai praktik kejam di dalam pusat tahanan imigrasi,” pungkasnya. (irv)