10 Muharram Tak Hanya Jadi Lebaran Yatim, Nikmati Lezatnya Bubur Asyura Khas Pulau Penyengat

8
Bubur Asyura
Sajian bubur asyura tradisi 10 Muharram masyarakat Pulau Penyengat Provinsi Kepulauan Riau. (Sumber: Fimela)

Jakarta, SirOnline.com – Tak hanya dikenal sebagai tahun baru Islam, ada beberapa hari istimewa di bulan Muharram, salah satunya adalah tanggal 10 Muharram.

Tanggal 10 Muharram ini, bertepatan dengan hari ini Senin 8 Agustus 2022. Selain diperingati sebagi Lebaran Anak Yatim, tiap 10 Muharram terdapat tradisi unik lain yang sampai kini masih dilakukan hingga kini.

Salah satunya adalah menikmati hidangan tradisional bubur asyura. Bubur asyura sendiri adalah makanan khas daerah Melayu yang berasal dari Provinsi Riau.

Bahan utama makanan ini adalah biji-bijian yang dimasak dengan cara dibuat bubur. Dalam upacara keagamaan tanggal 10 Muharram, bubur ini hadir sebagai salah satu jenis makanan yang disajikan.

Masyarakat di Pulau Penyengat hanya membuat bubur asyura untuk keperluan upacara 10 Muharram yang berarti hanya dikonsumsi setahun sekali.

Penyajiannya dalam upacara memakai mangkuk besar yang diisi bubur dan menyertakan empat mangkuk kecil. Tak lupa juga disajikan sendok besar untuk mengambil bubur dan sendok kecil untuk menyantap bubur.

Setelah menyantap bubur, tidak ada makanan kecil atau pencuci mulut lain, seperti kue dan buah. Warga hanya minum air putih usai menyantap bubur asyura.

Bagi mereka yang tidak dapat hadir di upacara, bubur akan dikirim ke rumahnya oleh pengurus masjid sebelum adzan Maghrib.

Dalam kehidupan masyarakat Pulau Penyengat, masakan bubur asyura mempunyai fungsi menjalin kehidupan sosial. Hal tersebut dapat dilihat dari cara pembuatannya yang melibatkan banyak orang.

Di samping itu, bubur ini dibawa dari tiap kampung yang ada di Pulau Penyengat untuk dikumpulkan di masjid.

Selain mengandung nilai sosial, bubur asyura juga mengandung nilai budaya karena makanan tradisional ini menjadi salah satu sarana kegiatan keagamaan yang telah dilakukan turun-temurun bagi masyarakat setempat.

Melansir Ensiklopedia Makanan Tradisional Indonesia karya Harun Nur Rasyid (2018) pada Senin (8/8), berikut bahan dan cara pembuatan bubur asyura.

Untuk bahan dan cara pembuatnya. Bahan yang diperlukan adalah kacang-kacangan atau biji-bijian atau umbi-umbian. Contoh biji-bijian adalah kacang merah, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, biji durian, biji nangka, jagung, dan beras.

Untuk umbi-umbian bisa digunakan ubi jalar, singkong, atau kentang. Selain itu, juga diperlukan kelapa parut sangrai, ikan bakar, dan udang rebus lalu digiling halus.

Bumbu-bumbunya, antara lain garam, merica, lada hitam, bawang merah, bawang putih, jahe, kayu manis, cengkih, kapulaga, seledri atau daun sup, dan bawang goreng yang bisa mempercantik tampilan bubur. Ada beberapa langkah pembuatan bubur asyura.

Pertama, ubi jalar dan ubi kayu dibersihkan kulitnya. Setelah itu, dipotong dadu dan dicuci bersih.

Ubi yang sudah dicuci kemudian ditaruh di baskom atau panci lalu disisihkan. Ambil biji-bijian yang sudah dibersihkan dan masukkan ke baskom atau panci lain baru direbus. Selanjutnya biji-bijian tersebut disisihkan.

Ambil beras yang sudah dibersihkan dan cuci, lalu masak dengan air yang banyak agar beras dapat lumat menjadi bubur.

Baca: Benarkah Beli Nasi Padang Jika Dibungkus Lebih Banyak?

Sementara beras dimasak, dapat dibuat bumbu untuk adonan bubur, yaitu bawang merah, bawang putih, merica, lada hitam, jahe dicampur dengan garam digiling hingga halus. Untuk seledri atau daun sup bisa diiris kecil.

Setelah beras agak lumat, masukkan biji-bijian yang sudah direbus, umbi-umbian yang sudah digoreng, ikan, udang, bumbu dan kelapa sangraa.

Aduk perlahan sampai terlihat bumbu sudah tercampur dengan bubur. Setelah matang, bubur dihidangkan dengan taburan seledri dan bawang goreng. (irv)