Imbas Negara Bangkrut, Perempuan Sri Lanka Terpaksa Jadi PSK

17
PSK
Ilustrasi wanita Sri Lanka jadi PSK. (Sumber: Tribunnews)

Sri Lanka, SirOnline.id – Sri Lanka kini telah bankrut, imbas dari krisis ekonomi yang berlarut-larut. Presidennya pun sudah melarikan diri ke negara lain. Kekacauan ekonomi akibat bangkrutnya negara, memaksa sejumlah perempuan beralih profesi menjadi pekerja seks komersial (PSK).

Mengutip media Sri Lanka The Morning, pada Jumat, 29 Juli 2022, pekan lalu, mereka dilaporkan terpaksa menjadi PSK itu demi mendapatkan makanan dan obat-obatan untuk keluarganya.

Data kelompok advokasi pekerja seks setempat, Stand Up Movement Lanka (SUML), mencatat kenaikan jumlah perempuan yang menjadi PSK selama krisis ekonomi, sekitar 30 persen.

Mayoritas perempuan PSK dilaporkan berasal dari industri tekstil. Ini terkait hilangnya banyak pesanan dari luar negeri, sekitar 10-20 persen, karena krisis ekonomi.

Para perempuan yang dahulunya bekerja di industri tekstil akhirnya kehilangan pekerjaanya, imbas dari krisi ekonomi tersebut.

“Kami mendengar bahwa kami dapat kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi di negara ini. Dan solusi terbaik yang dapat kami lihat saat ini adalah pekerja seks,” kata seorang perempuan Sri Lanka dilansir dari CNBC Indonesia, Sabtu (30/7).

“Gaji bulanan kami sekitar 28 ribu Rupee Sri Lanka (Rp1,1 juta) dan maksimum yang bisa kami peroleh adalah 35.000 ribu Rupee Sri Lanka (Rp1,4 juta) dengan lembur,” kata dia.

Perempuan itu mengungkapkan, dengan menjadi PSK, pendapatnya ikut naik berkali-kali lipat dalam sehari.

“Terlibat dalam pekerjaan seks, kami bisa mendapatkan lebih dari 15 ribu Rupee Sr Lanka (Rp624 ribu) per hari. Tidak semua orang akan setuju dengan saya, tapi inilah kenyataannya,” imbuhnya.

Perdagangan seks berkembang pesat di lokasi yang dekat Bandara Internasional Bandaranaike Kolombo.

Wilayah itu diduga berada di bawah perlindungan dan peraturan polisi, di mana banyak wanita dipaksa tidur dengan petugas oleh nyonya rumah bordil sebagai pengganti biaya “keamanan”.

Baca: Sri Lanka Umumkan Keadaan Darurat Nasional

Sementara itu laporan juga menyebutkan bahwa, para perempuan tersebut dipaksa untuk melakukan hubungan seks yang tidak aman atas desakan klien mulai dari akademisi hingga anggota mafia.

Mereka tidak memiliki pilihan lain karena pekerjaan di bidang pertanian juga telah menyusut tajam.

“Para perempuan ini sangat putus asa untuk menghidupi anak-anak mereka, orang tua atau bahkan saudara mereka dan pekerjaan seks adalah salah satu dari sedikit profesi yang tersisa di Sri Lanka yang menawarkan banyak keuntungan dan uang cepat,” kata Direktur Eksekutif SUML, Ashila Dandeniya.(irv)