Diduga Depresi Setelah Dipaksa Memperkosa Kucing, Bocah di Tasikmalaya Meninggal Dunia

25
Kombes Pol Ibrahim Tompo
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo. (Sumber: Humas Polda Jabar)

Tasikmalaya, SirOnline.id – Seorang bocah di Singaparna, Tasikmalaya dikabarkan meninggal, akibat depresi seusai dipaksa memperkosa kucing oleh teman-temannya.

Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Tasikmalaya, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, polisi kini sudah turun tangan dan melakukan penyelidikan. Meskipun, dalam hal ini Polisi belum menerima laporan resmi terkait kasus tersebut.

“Laporan polisi belum ada. Tetapi  kepolisian dalam hal ini Polres Tasikmalaya, telah melakukan pendalaman (pengusutan) dan dilakukan klarifikasi permasalahan,” ujar Ibrahim, dalam rilis yang diterima redaksi, Jumat (22/7).

Untuk mendukung penyelidikan terkait kasus tersebut, Polda Jabar juga menugaskan Unit PPA Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda ke Tasikmalaya.

“Tim asistensi Ditreskrimum PPA Polda Jabar membantu Polres penyelidikan di Tasikmalaya, dan mengusut tuntas kasus ini,” kata dia.

Sebelumnya diketahui, sempat viral seorang bocah berusia 11 tahun di Singaparna, Tasikmalaya, meninggal dunia diduga akibat depresi diduga setelah dipaksa memperkosa kucing oleh kawannya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto menuturkan kronologi kejadian itu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh KPAID Kabupaten Tasikmalaya, korban memang sering menjadi korban perundungan teman-temannya.

Berawal dari perundungan itu, kemudian korban dipaksa oleh teman-temannya menyetubuhi kucing sambil direkam oleh kamera ponsel terduga pelaku.

“Video tak senonoh itu juga disebar di media sosial, hingga beredar luas di masyarakat dan menjadi bahan perbincangan,” ujar Ato.

Lantaran video tersebar, korban sangat ketakutan, malu, hingga depresi berat. Bahkan, korban ketakutan dan tak berani buka suara terkait orang-orang yang melakukan perundungan terhadapnya.

Setelah kejadian itu, kondisi kesehatan korban terus memburuk, karena tidak mau makan dan minum. Korban sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia pada Minggu (18/7).

Berdasarkan keterangan teman-teman lainnya dan tetangga korban, para terduga pelaku diduga berjumlah empat orang dan salah satunya sudah berusia remaja.

“Dari keterangan ibu kandungnya, korban sebelum meninggal tak mau membuka siapa identitas para pelaku yang mem-bully dan memaksanya begitu (memperkosa) kucing sambil direkam,” ujar Ato.

Kendati demikian, berdasarkan hasil pendalaman, diduga para pelaku berjumlah empat orang, dan identitasnya sudah diketahui.

Baca: Predator Anak Diamankan Polisi di Sukabumi, Ini Kronologinya

Ato menuturkan, rekaman asusila korban saat dipaksa oleh teman-temannya terlihat jelas suara dari para pelaku yang sedang mengolok-olok. Video berdurasi 50 detik itu pun beredar luas melalui pesan singkat dan grup WhastApp warga hingga akhirnya viral.

“Orang tua korban awalnya tahu dari tetangga bahwa ada rekaman anaknya yang viral sedang dipaksa begituan sama kucing. Dari sana korban mulai depresi dan tak mau makan minum hingga kondisinya memburuk. Korban pun akhirnya meninggal dunia di rumah sakit,” pungkasnya. (Irv)