Menkes: Kepulangan Jemaah Haji Bisa Picu Peningkatan Kasus Covid-19

9
ibadah haji
Suasana keberangkatan haji gelombang ke II. (Sumber: IO/Dumaz Artadi)

Jakarta, SirOnline.id – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut kepulangan jemaah haji kemungkinan bisa memicu peningkatan kasus COVID-19 cukup signifikan. Ia pun memperkirakan puncak kasus omicron baru kemungkinan melewati akhir Juli 2022.

“Kita lihat dengan pulangnya jemaah haji, kita lihat profil, mungkin agak berubah (dari Juli) karena memang jemaah haji pada berdatangan dan ada beberapa juga yang kena,” kata Budi dikutip dari Detik, Selasa (19/7).

Ia mengatakan hingga saat ini pemerintah masih melihat pola penyebaran subvarian omicron baru, termasuk kemungkinan penularan serupa seperti BA.4 dan BA.5 yang diyakini memiliki karakteristik transmisi lebih cepat.

“BA.2.75 untuk sementara kita masih keep dulu, karena BA.2.75 yang paling banyak di India ya, kita memang sudah ketemu tiga, 1 orang di Bali dan 2 orang di Jakarta. Tapi sampai sekarang kita belum kelihatan polanya berapa cepat dia naiknya dibandingkan dengan BA.4 dan BA.5. Data sementara menurutnya menunjukkan BA.4 dan BA.5 masih lebih unggul dalam penularan Covid-19,” ujar Budi.

Senin, (18/7) Presiden Joko Widodo menggela rapat terbatas (ratas) terkait Covid-19 yang terus meningkat. Presiden pun mendorong pemberian vaksinasi booster kepada para jemaah haji yang baru pulang dari Arab Saudi.

“Bapak Presiden memberikan arahan, untuk semua jemaah haji yang baru pulang dan belum di-booster diminta sambil menunggu di asrama haji sebelum dijemput oleh keluarganya, bisa di-booster,” ujar Budi.

Baca: Jemaah Haji Asal Jabar Wafat di Tanah Suci Bertambah Jadi 9 Orang

Ia memastikan, vaksinasi penguat telah terbukti efektif dalam memberikan proteksi ekstra bagi masyarakat dari kemungkinan dirawat di rumah sakit maupun meninggal.

“Secara persentase (pasien Covid-19) yang meninggal paling tinggi adalah orang yang belum divaksin atau yang divaksin baru satu kali. Sedangkan yang sudah divaksin dua kali, jauh menurun persentase fatalitasnya (yang wafat) kalau terkena. Yang di-booster sudah sangat menurun persentase yang wafatnya kalau kena,” pungkasnya. (rr)