Krisis Ekonomi Indonesia Tak Seburuk Sri Lanka, Begini Kata Pengamat

19
kilang minyak
Komoditas energi Indonesia, kilang minyak PT Pertamina Hulu Energi. (Sumber: Pertamina)

Jakarta, SirOnline.id – Tak hanya Sri Lanka dan Pakistan, dunia dikabarkan berada di ambang resesi setelah dihantam badai inflasi. Bahkan pengetatan kebijakan moneter untuk memukul mundur inflasi kini malah menggiring ekonomi menuju resesi.

International Monetary Fund (IMF) memperkirakan ekonomi global akan tumbuh lebih lambat pada tahun 2022 sebesar 2,9 persen. Tahun 2021 lalu, ekonomi dunia mampu bertumbuh 5,7 persen karena adanya kebijakan reopening ekonomi.

Resesi ini terjadi ketika ekonomi tumbuh negatif dua kuartal beruntun akibat pandemi Covid-19, yang membuat aktivitas dan mobilitas miliaran umat manusia terganggu. Tanpa aktivitas dan mobilitas manusia, roda ekonomi pun ikut terganggu.

Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, resesi kali ini terjadi karena tingginya inflasi akibat harga komoditas energi yang melesat, bank sentral juga mulai menaikkan suku bunganya. Hal itu hal diperparah dengan daya beli yang mulai lesu.

“Dampak kepada perekonomian Indonesia pada resesi global diperkirakan tidak separah 2020 ataupun 1998 seiring dengan kondisi ekonomi riil yang masih relatif stabil sejauh ini,” ujarĀ Josua dilansir dari CNBC Indonesia, Kamis (14/7).

Meskipun dunia sedang di ambang resesi kedua dalam dua tahun terakhir, Indonesia diperkirakan tidak terdampak parah seperti yang terjadi pada 1998 ataupun 2020.

Baca: Sri Lanka Umumkan Keadaan Darurat Nasional

“Potensi perlambatan ekonomi masih tetap ada, seiring dengan dampaknya pada beberapa sektor dan nilai tukar rupiah,” kata dia.

Masih dikutip dari CNBC Indonesia senada dengan Josua, Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz menuturkan, melihat resesi tidak akan separah krisis sebelumnya. Hal itu karena dari sisi permintaan pasar cukup kuat seiring pandemi Covid-19 mulai melandai.

“Jadi seharusnya jika isu di sisiĀ supply-nya bisa diatasi dari disrupsi rantai produksi, ekonominya akan cepat pulih dan tidak jatuh sedalam episode-episode sebelumnya,” ujar Faiz. (irv)