Penduduk Sangihe Terancam Terusir dari Kampung Halamannya

34
sangihe
(SirOnline/Albrianso Wayapen)

Jakarta, SirOnline.id – Penduduk Sangihe di Sulawesi Utara kini tengah berjuang melawan kontrak PT Tambang Mas Sangihe (TMS) yang dianggap merusak pulau kecil di ujung utara Indonesia tersebut.

Sangihe yang terletak di sabuk pasifik memang kaya akan mineral dan sumber daya alam. Oleh karena itu para oligarki yang mengatasnamakan pengusaha berniat mengeruk keayaan alam di pulau Sangihe tersebut.

Kisah di atas didokumentasikan oleh Watchdoc dalam bentuk film, berkolaborasi dengan Green Peace Indonesia. Pemutaran film tersebut sekaligus diskusi publik digelar perdana sebuah perpustakaan di Tebet, Senin (11/7).

Pulau Sangihe memiliki luas wilayah 732,98 kilometer persegi dan jumlah penduduk sebanyak 139.262 jiwa pada tahun 2022. Pulau tersebut termasuk pulau kecil yang tidak boleh dieksploitasi.

Dalam diskusi publik yang digelar secara daring, tokoh masyarakat Sangihe Laksdya TNI (Purn) Sulaeman Ponto menuturkan, kedatangan PT TMS yang akan mengeruk emas di tanah Sangihe mendapat penolakan dari masyarakat.

“PT TMS mendapatkan izin operasi pada Januari 2021, tepat setelah disahkannya UU Minerba Nomor 3 Tahun 2022,” ujar Sualeman.

Keluarnya izin operasi PT TMS berlangsung sekitar tiga bulan, setelah disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law).

Pemerintah melalui Kementerian ESDM memberikan izin mengeluarkan Kontrak karya kepada PT TMS seluas 42 Hektare, artinya 54 persen luas pulau Sangihe akan ditambang,” lanjut Sualeman.

Baca: Batu Bara Indonesia Akhirnya Berlayar, Negara Eropa Tarik Nafas Lega

Kontrak karya itu keluar dengan Kepmen ESDM Nomor 163.K/MB.04/DBJ/2021 persetujuan peningkatan tahap kegiatan operasi produksi kontrak karya PT Tambang Mas Sangihe.

“Izin itu diberikan selama 33 tahun, atau sampai tahun 2052. Dari izin itu, wilayah Bowone diproyeksikan menjadi pabrik pengolahan mineral, padahal wilayah itu menjadi tempat tinggal sekaligus sumber penghidupan bagi warga,” kata dia.

Maka untuk memuluskan rencana tersebut, Ponto mengungkapkan, PT TMS berencana membeli tanah warga seharga Rp10 ribu per meter. (irv)