Batu Bara Indonesia Akhirnya Berlayar, Negara Eropa Tarik Nafas Lega

13
Batu Bara
Kargo batu bara Indonesia ke Eropa. (Sumber: Bisnis Indonesia)

Jakarta, SirOnline.id – Negara-negara Eropa akhirnya menarik nafas lega setelah kapal kargo bermuatan batu bara asal Indonesia berlayar menuju ke sana, di tengah larangan impor batu bara dari Rusia oleh Uni Eropa.

Permintaan batu bara dari beberapa negara Uni Eropa dikabarkan meningkat, seiring dengan komitmen mereka untuk memotong pembelian sejumlah komoditas andalan dari Rusia tahun ini.

“Dengar secara verbal dari beberapa pembeli bahwa, sudah ada kargo yang dikapalkan baik ke Jerman dan Polandia,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia dilansir dari Bisnis Indonesia, Kamis (7/7).

Kebutuhan batu bara dari beberapa negara Uni Eropa relatif besar, khususnya setelah kebijakan larangan impor energi dari Rusia berlaku efektif pada Agustus mendatang.

Sementara, Uni Eropa mesti mengantisipasi kebutuhan energi yang biasanya melonjak pada semester kedua tiap tahun akibat memasuki musim dingin.

Hendra menuturkan, Rusia memasok batu bara sekitar 50 juta ton sepanjang 2021 untuk Uni Eropa. Dengan demikian, kebutuhan untuk pasokan batu bara dari Uni Eropa relatif besar untuk memenuhi permintaan jangka pendek tahun ini.

APBI mencatat, sejumlah pembeli potensial asal Uni Eropa ikut mencari pasokan alternatif batu bara ke Afrika Selatan, Kolombia, Australia, Mongolia hingga Amerika Serikat.

“Kalau kebutuhan jumlahnya cukup besar ya karena negara negara Eropa perlu segera mencari alternatif supply batubara ketika [larangan] impor dari Rusia efektif berlaku di Agustus,” kata dia.

Jerman dan Austria sendiri memilih untuk kembali menggunakan bahan bakar berbasis batu bara, untuk menjamin pasokan gas setelah Rusia memangkas alirannya ke negara Eropa.

Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck mengumumkan kebijakan untuk memanaskan pembangkit listrik bertenaga fosil yang menandakan kemunduran terhadap upaya Eropa untuk mengatasi perubahan iklim.

Salah satu isi paket kebijakan yang diumumkan itu, termasuk insentif bagi industri untuk mengurangi konsumsi.

“Keamanan pasokan saat ini masih terjaga. Namun, situasi menjadi serius. Konsumsi gas akan turun lebih jauh, perlu lebih banyak gas masuk fasilitas penyimpanan, jika tidak situasinya akan semakin ketat pada musim dingin,” ujar Habeck dikutip dari Bloomberg via Bisnis Indonesia.

Baca: Jamin Ketersediaan Minyak Goreng Curah, Pemerintah Sediakan 24 Pom MGCR di Jabodetabek

Jerman sendiri tengah membutuhkan batu bara Indonesia sejumlah 5 hingga 6 juta ton, seiring dengan kebijakan larangan impor energi dari Rusia pada tahun ini.

Kebutuhan itu disebutkan setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan kunjungan kerja ke Jerman pada pertengah bulan lalu.

Ia mengungkap bahwa, Jerman membutuhkan batu bara Indonesia 50 persen dari kebutuhan seluruhnya. Namun belum ada lagi permintaan secara resmi. (irv)