Sejarawan: Thomas Matulessy dan Ahmad Lussy Sosok yang Berbeda

64
pattimura
ilustrasi. Kapitan Pattimura.(Sumber: geografi.org)

Jakarta, SirOnline.id – Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan teori yang diungkapkan oleh Ustaz Adi Hidayat (UAH) soal nama asli dan asal-usul Kapitan Pattimura. Dia menyebut nama asli pahlawaan nasional tersebut bukanlah Thomas Matulessy, melainkan Ahmad Lussy, tokoh perlawanan kolonialisme beragama Islam. Pernyataan itu menimbulkan pro kontra.

Merespons hal itu, Sejarawan dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura Ambon, Jhon Pattiasina menyatakan Thomas Matulessy dan Ahmad Lussy merupakan dua sosok yang berbeda. Ia menyebut, dua tokoh itu bisa jadi hidup dalam periode yang sama. Namun sekali lagi ia memastikan keduanya adalah pribadi yang tidak sama.

“Jadi nama Kapitan Pattimura Thomas Matulessy sudah final tak perlu diperdebatkan lagi, apalagi soal asal-usul dan agama,”ujar Jhon, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (9/7).

Jhon menjelaskan, Ahmad Lussy adalah seorang utusan perang dari Desa Hualoy, Seram Bagian Barat. Ia memimpin pasukan dari Hualoy ke Saparua bersama pasukan perang lain seperti Latu, Kamariang, Amahai, dan Nusalaut. Ahmad tiba di Saparua tepatnya di Desa Haria tepat pada pertengahan Juli atau sesudah pertempuran besar perebutan Benteng Belanda Duurstede pada tahun 1817.

Kala itu, Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy mengutus Ahmad Lussy dan beberapa pasukan seperti Amahai, Latu, dan Nusalaut untuk melawan Belanda di Pulau Haruku.

“Jadi pertempuran berlanjut di Pulau Haruku setelah Benteng Duurstede sebagai pusat kekuatan Belanda ditaklukan, tapi Ahmad Lussy yang diutus Kapitan Pattimura itu kewalahan dan terpaksa mundur,” ucapnya.

Akhirnya, lanjut John, kisah perjuangan Pattimura berakhir di tiang gantungan Belanda, sementara Ahmad Lussy wafat dan dikuburkan di Desa Hualoy, Seram Bagian Barat.

“Jadi kalau dibilang Thomas itu Ahmad Lussy gimana ceritanya? Sementara kisah Thomas Matulessy mendapat hukuman gantung pada 16 Desember, sementara Ahmad Lussy wafat dan kuburnya ada di Desa Hualoy. Dari sini saja sudah berbeda,” tukasnya.

Jhon berpendapat, teori yang diungkapkan Ustaz Adi Hidayat (UAH) soal nama asli dan asal-usul Kapiran Pattimura itu berasal dari seorang bernama Nur Tawainella warga Asal Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Baca: Wisata Uji Nyali, Rasakan Sensasi Panjat Tebing Kopassus Citatah

Dalam teori versi Nur Tawainella tersebut yang kemudian dikembangkan oleh seorang Guru Besar UNPAT, penyebutan nama Thomas Matulessy itu sebenarnya Ahmad Lussy. Kata dia, Matulessy merupakan marga yang kemudian dipendekkan menjadi Ahmad Lussy.

“Kalau saya sebagai orang Maluku melihat itu adalah sesuatu hal yang berbeda,” jelas John.

“Jadi bisa saja mereka memainkan peran yang sama di periode yang sama, padahal mereka adalah sosok pribadi yang berbeda,” tambahnya. (un)