Tiga Kebijakan BI Menjaga Perekonomian dari Stagflasi Global

11
Destry Damayanti
Deputi Gubernur Senior BI,  Destry Damayanti. (Sumber: Instagram @Destrydamayanti)

Jakarta, SirOnline.id – Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, mengungkapkan cara Bank Indonesia (BI) menjaga perekonomian domestik dari risiko stagflasi, yaitu kondisi di mana inflasi melonjak tajam namun tak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat.

Ia mengatakan BI akan mewaspadai tekanan inflasi dan dampak ekspektasi inflasi global yang membayangi perekonomian Indonesia ke depan. Saat ini di tahun 2022 inflasi bakal melewati batas atas BI di level empat persen namun di tahun 2023 inflasi akan kembali di range tiga persen plus minus satu persen.

“Kami akan gunakan all out kebijakan yang kami memiliki,” ujarnya dikutip dari CNN Indonesia, Selasa, (28/6).

Destry menjelaskan ada tiga kebijakan yang akan ditempuh oleh BI untuk mencegah dampak stagflasi ini yaitu, pertama, menjaga inflasi inti tetap di bawah tiga persen. Saat ini inflasi ini berada di level 2,6 persen dan inflasi secara umum 3,55 persen pada Mei 2022.

Kedua, BI akan menaikkan suku bunga acuan jika terjadi lonjakan inflasi inti. Namun, hingga bulan ini diperkirakan inflasi inti akan tetap berada di bawah 3 persen.

“Kami akan melakukan penyesuaian suku bunga apabila ada kenaikan inflasi inti,” kata dia.

Baca: Alami Banyak Kendala, Revlon Ajukan Permohonan Bangkrut

Ketiga, BI akan memperkuat koordinasi dengan tim pengendalian inflasi (TPI) baik di pusat maupun di daerah. Ini untuk menjaga agar tidak ada lonjakan inflasi terutama dari harga bergejolak.

“BI juga memperkuat kebijakan dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” jelasnya. (rr)