Kalya Mahiya dan Praveena Ajarkan Ecoprint di SMP Muhammadiyah 1 Jakarta

47
Kalya Mahiya Pravina saat berada di SMP Muhammadiyah 1 Jakarta

Jakarta, SirOnline.id –  Anda pernah menggunkan produk ecoprint? Selendang, baju atau pun tas?

Nah, mari kita kenal lebih jauh, apa itu ecoprint? Ecoprint dapat diartikan sebagai teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dan membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif pada kain.  Teknik pewarnaan yang menggunakan bahan alam sebagai bahan bakunya. Oleh karena itu, manfaat dari teknik ini adalah menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Tidak membuat lingkungan tercemar dengan limbah yang dikeluarkan dari pabrik tekstil. Sehingga lingkungan tetap bersih dan lestari. Selain itu, produk yang dihasilkan menghindarkan pengrajin dan konsumen dari gangguan kesehatan yang mungkin bisa didapat dari pewarna buatan.

Dengan semakin maraknya kampanye ‘back to nature’ atau kembali ke alam, produk-produk alami pun semakin mendapat tempat di publik. Salah satunya adalah produk dari ecoprint

Agar ecoprint semakin dikenal, pada 13 Mei 2023 berlangsung workshop ecoprint dengan tema Green Job with Ecoprint yang merupakan hasil kerjasama SMP Muhammadiyah 1 Jakarta dengan Praveena Ecoprint. Workshop ini digelar dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).Workshop ini diikuti oleh 93 siswa dari kelas 7 SMP Muhammadiyah 1 Jakarta.

Workshop ini dipandu oleh Kalya Mahiya Pravina, selaku Owner dari Praveena Ecoprint dan Dewi Damayanti, pembina Praveena Ecoprint sekaligus Ketua Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) wilayah DKI Jakarta.

Kegiatan workshop berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.30 WIB. Siswa-siswi kelas 7 pun antusias mengikuti berbagai tahapan proses pembuatan sehingga menghasilkan kain ecoprint berbagai warna dengan motif yang bagus.

Pasca workshop, saya memiliki kesempatan berbincang dengan Kalya Mahiya Pravina. Menurut Kalya, ia sangat senang memiliki kesempatan berbagi ilmu dengan teman-teman di SMP Muhammadiyah 1 Jakarta.

Kalya yang merupakan siswa kelas 8 dari SMP Al Izhar Pondok Labu, Jakarta mengaku ada kendala yang dialami dalam berbagi ilmu tentang ecoprint. “Kendalanya menumbuhkan fokus dan minat audiens yang berbeda beda. Karena ini merupakan hal baru bagi teman teman di sini,” tukas gadis berusia 13 tahun ini.

Dengan digelarnya workshop ini, harapan Kalya agar ecoprint semakin dikenal terutama generasi muda sebagai wujud kreativitas seni dan cinta pada bumi.

Sementara Dewi Damayanti mengaku sangat senang bisa mengajarkan teknik pembuatan ecoprint kepada siswa-siswa kelas 7 SMP Muhammadiyah 1 Jakarta.

Dewi pun berharap melalui kegiatan worksop ini semakin banyak generasi muda Indonesia yang menyukai ecoprint. “Aku berharap gak hanya suka tapi mau mengembangkan produk ecoprint bersama-sama. Semakin banyak pelaku, maka ecoprint akan semakin dikenal,” tutur Dewi.

Tak hanya pihak Praveena Ecoprint yang antusias dengan kegiatan ini. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Jakarta, Muamar Khadafi S.S menjelaskan workshop yang dilakukan ini merupakan bagian dari Kurikulum Sekolah Merdeka. “Jadi sejak tahun ini, sekolah-sekolah di DKI Jakarta sudah menerapkan Kurikulum Sekolah Merdeka. Dalam kurikulum ini mewajibkan siswa untuk menggelar project. Project yang kami pilih adalah workshop ecoprint,” jelas Muamar.

Workshop tentang ecoprint dipilih SMP Muhammadiyah 1 Jakarta, karena produk ecoprint memiliki keunggulan ramah lingkungan, alat produksi mudah didapatkan dan memiliki limbah yang tidak merusakan lingkungan.

Lalu apa alasan SMP Muhammadiyah 1 Jakarta memilih dengan Praveena Ecoprint dalam menggelar workshop ini?.  “Ada beberapa alasan. Pertama, lokasi sekolah dengan tempat Praveena Ecoprint yang berdekatan. Namun, yang paling penting, karena kami melihat owner Praveena Ecoprint yang masih muda tapi hidupnya sangat inspiratif. Jika inspirasi itu datang dari teman seumuran, kami berharap anak-anak yang belajar ecoprint ini akan lebih mudah menerimanya,” pungkas Muamar.

Kiprah Kalya yang tidak hanya istimewa dalam prestasi akademik juga tarian dan kini menjadi pengajar untuk workshop ecoprint, mengingatkan saya tentang kutipan menarik dari Bapak Pendidikan Indonesia. “Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani(Di depan, seorang Pendidik harus memberi teladan yang baik, di tengah atau di antara Murid guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan).-Ki Hajar Dewantara.

Terus menginspirasi Kalya! (des)