Hasil Uji Kebohongan Tiga Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir J

9
2022-08-25_Sidang Kode Etik Ferdy Sambo_Iday
Irjen Ferdy Sambo. (SirOnline/Muhammad Hidayat)

Jakarta, SirOnline.id – Polisi mengantongi hasil uji kebohongan yang dilakukan kepada tiga tersangka di kasus kematian pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J). Ketiga tersangka tersebut yaitu Bharada Eliezer, Bripka Ricky, dan Kuat Ma’ruf.

Dilansir dari Detik, Rabu, (7/9) Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian mengatakan hasil sementara dari uji untuk ketiga tersangka adalah jujur.

“Barusan saya dapat hasil sementara uji polygraph terhadap RE, RR dan KM, hasilnya ‘no deception indicated’ alias jujur,” kata Andi.

Ia pun menegaskan pemeriksaan dengan metode ini bertujuan untuk memperkaya bukti petunjuk. Dia tak menjelaskan detail materi pemeriksaan ketiga tersangka dugaan pembunuhan Yosua itu.

“Uji polygraph sekali lagi saya jelaskan bertujuan untuk memperkaya alat bukti petunjuk,” katanya.

Sementara itu, Putri Candrawathi dan asisten rumah tangganya, Susi, juga sudah diperiksa dengan lie detector kemarin. Sementara, Irjen Ferdy Sambo dijadwalkan pada Kamis (8/9).

Para tersangka sudah dan akan dicecar pertanyaan-pertanyaan kunci. Namun, polisi tidak menjelaskan apa saja pertanyaan kunci yang dimaksud. Dia menyebut pertanyaan yang disampaikan ke tiap tersangka berbeda-beda sesuai dengan perannya.

“Berbeda-beda pertanyaan sesuai peran masing-masing,” ucap Andi.

Arti lie detector sendiri adalah pendeteksi kebohongan. Seperti dikutip dari Encyclopædia Britannica, lie detector juga disebut poligraf. Alat lie detector adalah suatu alat atau instrumen untuk merekam fenomena seperti tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan pada subjek manusia saat menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Data-data yang diperoleh dari hasil alat lie detector kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat penilaian apakah subjek berbohong atau tidak. Alat lie detector juga biasa digunakan dalam interogasi dan penyelidikan polisi sejak tahun 1924.

Untuk keakuratan sendiri, hingga kini faktanya lie detector atau alat uji kebohongan ini masih kontroversial di kalangan psikolog dan tidak selalu dapat diterima secara yudisial.

Sementara itu untuk cara kerjanya, ketika seseorang menjalani tes poligraf atau tes lie detector, ada empat hingga enam sensor melekat padanya. Poligraf adalah mesin di mana beberapa sinyal (“poli”) dari sensor direkam pada satu strip kertas bergerak (“grafik”). Sensor poligraf atau lie detector biasanya merekam beberapa hal berikut ini, yaitu, laju pernapasan, denyut nadi, tekanan darah dan keringat.

Terkadang poligraf atau lie detector juga akan merekam hal-hal seperti gerakan lengan dan kaki. Ketika tes dimulai, penanya mengajukan tiga atau empat pertanyaan sederhana kemudian pertanyaan nyata diajukan. Sepanjang pertanyaan, semua sinyal orang tersebut direkam di kertas bergerak.

Baca: 6 Perwira Polisi Jadi Tersangka Karena Menghalangi Proses Hukum Kasus Brigadir J

Baik selama dan setelah tes, dapat dilihat grafik yang menunjukkan apakah tanda-tanda vital berubah secara signifikan pada salah satu pertanyaan. Secara umum, perubahan yang signifikan menunjukkan bahwa orang tersebut berbohong.

Ketika penguji yang terlatih menggunakan poligraf atau lie detector, dia dapat mendeteksi kebohongan dengan akurasi tinggi. Namun, karena interpretasi penguji bersifat subjektif dan karena orang yang berbeda bereaksi berbeda terhadap kebohongan, tes poligraf atau tes lie detector tidak sempurna dan dapat dibodohi. (rr)