Sebanyak 1,3 Miliar Data SIM Card di Indonesia Diduga Bocor

3
SIM Card Data
Data 1,3 miliar nomor seluler pengguna di Indonesia diduga bocor dan dijual Rp 745 juta di forum online. (SirOnline/Pebri)

Jakarta, SirOnline.id – Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) membeberkan hasil penelusuran terkait dugaan kebocoran 1,3 miliar data registrasi pengguna kartu SIM prabayar.

Berdasarkan informasi yang beredar, kebocoran data ini diduga terjadi sejak 2017 lalu. Data tersebut kini diperjualbelikan di breached.to lewat seorang pengguna bernama Bjorka. Data yang disebut bocor berukuran 87 GB dengan berisi 1,3 miliar pendaftar.

Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh menjelaskan, berdasarkan pencermatan struktur, data yang dimiliki oleh Ditjen Dukcapil Kemendagri berbeda dengan yang terdapat di https://breached.to.

“Dari pengamatan pada sistem milik Ditjen Dukcapil, tidak ditemukan adanya log akses, trafik dan akses anomali yang mencurigakan,” ujar Zudan dikutip dari Kompas, Jumat (2/9).

Zudan menyimpulkan bahwa data tersebut bukan berasal dari Ditjen Dukcapil Kemendagri. Meski demikian, dia menegaskan Kemendagri tetap akan menelusuri info dugaan kebocoran data tersebut.

“Ditjen Dukcapil Kemendagri akan menelusuri lebih lanjut terkait dengan berita adanya dugaan kebocoran data registrasi pengguna SIM prabayar,” tuturnya.

Adapun dugaan kebocoran data tersebut terungkap dari unggahan seorang anggota forum Breached, Bjorka pada 31 Agustus 2022.

Unggahan diawali dengan logo Kementerian Kominfo dan narasi kewajiban registrasi kartu SIM prabayar di Indonesia yang dimulai pada 31 Oktober 2017. Bjorka kemudian mengeklaim memiliki data 1.304.401.300 nomor ponsel pengguna di Indonesia.

Data tersebut berisi nomor seluler kartu prabayar disertai dengan identitas penggunanya, berupa NIK (nomor induk kependudukan), informasi nama operator seluler, serta tanggal registrasi nomor HP terkait.

Baca: Kecelakaan Maut di Bekasi, Truk Tronton Tabrak Siswa SD Hingga Orang Dewasa

Data sensitif tersebut dibanderol senilai 50.000 dolar AS (sekitar Rp 745 juta) dengan transaksi dalam bentuk ethereum.

Hacker itu menyebut, bocoran data tersebut disimpan dalam file berukuran 18 GB (compressed) atau 87 GB (uncompressed).

Untuk membuktikan bahwa data itu asli, Bjorka memberikan sekitar dua juta sampel nomor HP dari lima operator seluler di Indonesia yang bisa diunduh bebas. (rr)