The Fed Naikkan Suku Bunga, Sri Mulyani: Waspada Krisis Ekonomi

11
Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (SirOnline/Pramita Hendra)

Jakarta, SirOnline.id – Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani ungkap hal menakutkan ihwal kenaikkan suku bunga bank dunia Federal Reserve (The Fed).

Hal itu diungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers bertajuk APBN Kita pada Kamis (11/8). Ia mengatakan, naiknya suku bunga The Fed selama empat dekade terakhir, selalu memicu terjadinya beberapa krisis ekonomi di berbagai belahan dunia.

“Semua negara termasuk Indonesia perlu mewaspadai efek rambatan dari kenaikan suku bunga AS [The Fed]. Pasalnya, hal tersebut berpotensi menimbulkan gejolak di sektor keuangan atau pasar keuangan,” ujar Sri Mulyani, dilansir dari Bisnis Indonesia, Kamis (11/8).

Sebagaimana diketahui, kondisi pandemi COVID-19 dan geopolitik yqng terjadi selama dua tahun terkahir, juga telah menimbulkan risiko pada disrupsi sisi suplai.

Padahal, kata Menkeu, demand side cukup meningkat. Ini kemudian memicu terjadinya inflasi yang melonjak tinggi.

Tingkat inflasi di AS dan Eropa yang melonjak naik kemudian, direspon dengan kebijakan moneter melalui pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga.

Tindakan tersebut, tentu saja menimbulkan efek rambatan pada sektor ekonomi di berbagai negara.

“Volatilitas pasar keuangan melonjak, capital outflow terjadi di negara berkembang dan negara-negara emerging, dan ini menekan nilai tukar Rupiah dan juga meningkatkan cost of fund atau lonjakan biaya utang,” kata dia.

Inflasi yang tinggi dan pengetatan suku bunga atau moneter, kian memperlemah kondisi perekonomian dunia.

Baca: Sri Mulyani: Konflik China vs Taiwan Bisa Kembali Guncang Perekonomian Dunia

Dia menyampaikan, kombinasi pelemahan ekonomi dunia dan inflasi yang masih tinggi merupakan kombinasi yang sangat rumit dan berbahaya bagi pemangku kebijakan dan perekonomian.

“Ini yang kita sebut risiko perekonomian bergeser dari yang tadinya yang mengancam paling utama dari pandemi sekarang bergeser menjadi risiko finansial melalui berbagai penyesuaian kebijakan dan lonjakan inflasi yang tinggi,” pungkasnya. (irv)