NU – Muhammadiyah Minta Politik Identitas Tak Jadi Strategi Pemilu 2024

16
Yahya Cholil Staquf
Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf. (SirOnline/Brian Wayapen)

Jakarta, SirOnline.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta politisi dan partai politik tidak menggunakan politik identitas sebagai strategi kampanye pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.

“Kita sebetulnya sangat berharap bahwa dalam kompetisi nanti jangan sampai ada cara-cara yang memperalat identitas sebagai senjata,” kata Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (6/8).

Gus Yahya pun meminta peserta Pemilu 2024 nanti tak menonjolkan identitas agama, termasuk membawa nama Nahdhatul Ulama.

“Jadi sebuntu apapun para kontestan ini di dalam menonjolkan atau di dalam menghadapi kompetisi yang ada kita mohon betul supaya jangan menggunakan identitas sebagai senjata. Apakah itu identitas etnik, identitas agama, termasuk identitas NU,” paparnya.

Dengan nada bercanda, Gus Yahya pun mengungkap bahwa NU tak seberuntung Muhammadiyah dalam kompetisi politik. Sebab, menurutnya, NU kerap digunakan sebagai senjata identitas para kontestan Pemilu.

“Muhammadiyah ini bisa bebas mengambil jarak dari kompetisi semacam ini. NU ini mau lari pun dikejar-kejar. Jadi kita perlu punya perhatian yang lebih terkait dengan hal ini,” ujar Gus Yahya.

Baca: Koalisi Gerindra-PKB, Ini Untung Rugi Pasangan Prabowo dan Cak Imin

Kelakar itu dibalas oleh Sekretaris Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang mengakui posisi NU lebih sulit dalam dinamika politik.

“Tetapi kalau NU ditarik-tarik itu memang sudah sesuai karena di NU itu bintangnya ada 9 Sehingga bintang itu ke mana kita memang tidak tahu,” katanya.

“Nah Muhammadiyah tidak bisa ditarik-tarik karena pertama sedikit, yang kedua mataharinya cuma satu,” canda Abdul. (un)