Krisis Pangan, Ratusan Warga di Pegunungan Papua Kelaparan, Tiga Tewas

16
papua
Kemensos beri bantuan untuk masyarakat di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Senin, (1/8). (Sumber: Kemensos)

Jakarta, SirOnline.id – Ratusan warga di pegunungan Papua kelaparan sejak sebulan terakhir, lantaran kebun mereka panen gagal karena kekeringan.

Dilansir dari BBC Indonesia, Kamis, (4/9) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua, Wiliam Manderi menyebut tercatat sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas, satu orang kritis, sementara sekitar 500 orang kelaparan di Kabupaten Lanny Jaya, Papua.

“Tim ini turun ke lapangan untuk mengecek kepastian di lapangan seperti apa. Baik itu kerusakannya maupun kerugiannya, lalu kebutuhan apa yang harus dipantau dan ditanggulangi ,” ujar Wiliam.

Menurutnya, lokasi kejadian cukup sulit untuk dicapai– dua jam terbang dengan pesawat dari Jayapura, disambung kurang lebih dua jam berjalan kaki.

Direktur Eksekutif organisasi lingkungan hidup Walhi Papua, Maikel Primus Peuki menyebut berdasarkan catatan Walhi Papua, peristiwa wabah kelaparan telah berulang kali terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, sejak tahun 2015.

“Yang berturut-turut itu mulai 2019, 2020, 2021, dan terakhir 2022, sekarang ini berturut-turut. Kalau yang terjadi tahun 2015 itu hilang, terus muncul lagi di 2019,” kata Maikel kepada BBC Indonesia.

Menurut Maikel, gagalnya panen warga dipicu peristiwa embun beku di dataran tinggi Lanny Jaya. Kegagalan panen akibat faktor cuaca ini berdampak fatal karena masyarakat sangat bergantung pada hasil kebun mereka.

“Di sana satu-satunya sumber makanan mereka adalah dari hasil berkebun. Dengan adanya perubahan cuaca ini, mereka kehilangan sumber pangan,” ujarnya.

Dugaan Wali ini diperkuat dengan perkiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura.

Baca: Percepat Program Ketahanan Pangan, Prajurit TNI Manfaatkan Bantaran Sungai Citarum

“Kami meminta masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya mewaspadai potensi cuaca ekstrem, seperti embun beku, hujan es, dan angin kencang,” kata Kepala BMKG Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho masih kepada BBC Indonesia.

Hendro menganjurkan adanya pembangunan lumbung untuk menyimpan makanan. Tujuannya agar saat musim kemarau seperti ini masyarakat tidak mengalami krisis bahan pangan. (rr)