Polisi Terus Selidiki Kasus Penimbunan Bansos Presiden di Depok

19
ILUSTRASI BANSOS
Ilustrasi Bantuan Sosial. (SirOnline)

Depok, SirOnline.id – Warga Depok dikejutkan dengan temuan sembako hingga tiga ton yang diduga kuat sebagai paket bantuan presiden untuk masyarakat terdampak Covid-19. Tumpukan berisi sembako itu ditemukan terpendam di tanah kosong di kawasan Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

Melansir Liputan6, Rabu (3/8), pemilik tanah, Rudi Samin menuturkan kronologi penemuan sembako bantuan sosial dari presiden berawal dari adanya informasi dari pegawai JNE. Pegawai itu mengatakan bahwa di tanah milik Rudi, pernah dipendam sembako bantuan presiden. Atas informasi tersebut, pihaknya berusaha melakukan penggalian.

Seiring berjalannya waktu, kasus yang terus bergulir itu akhirnya dilimpahkan ke Polda Metro Jaya setelah sebelumnya ditangangi Polres Metro Depok.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan menyampaikan, pihaknya terus mengupayakan pengungkapan fakta, termasuk menggali kemungkinan perbuatan melawan hukum dalam penimbunaan bantuan sosial.

Pengecekan pun terus dilakukan. Hari ini, penyidik Polda Metro Jaya mengajak Kemensos, dan Bulog akan mengecek langsung lokasi penimbunan. Mereka bersama-sama bertandang ke lahan bekas parkir mobil perusahaan jasa ekspedisi JNE di Jalan Raya Tugu, Tirtajaya, Sukmajaya, Depok.

Inspektur Jenderal (Irjen) Kemensos, Dadang Iskandar mengatakan pihaknya juga turut melakukan pengecekan untuk memastikan penemuan Banpres di lokasi. Dia menduga, beras yang ditimbun tersebut bukan milik Kemensos.

“Dilihat dari kemasannya sama, tapi ada ciri yang berbeda, itu seinget saya zaman Pak Menteri Juliari, karena kita minta sama Bulog untuk disalurkan ke masyarakat dengan memiliki ciri,” ujar Dadang.

Dadang mengungkap, pengadaan beras di Bulog yang menggunakan dana dari kementerianya diberi label ‘Bantuan Presiden’ melalui Kemensos. Label tersebut sengaja dibuat berbeda untuk mengantisipasi apabila terjadi suatu hal terhadap bantuan yang bersumber dari Kemensos.

“Kalau di lokasi penemuan ini ada bedanya, di sini tidak ada tulisan bantuan dari Presiden melalui Kemensos, kalau ini polos saja,” tutur dia.

Berdasarkan pengamatan Kemensos di lokasi, beras yang ditemukan diduga bukan milik Kemensos. Dadang mengakui, Kemensos turut memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19, salah satunya berupa beras.

“Tapi kan bantuan yang diberikan berupa beras bukan hanya Kemensos, tapi kementerian lain maupun Pemda pada saat itu ikut membantu memberikan bantuan,” ucap Dadang.

Dadang memastikan, setiap bantuan yang diberikan Kemensos memiliki label sendiri, salah satunya bantuan Presiden melalui Kemensos. Selain itu, Kemensos pada penyaluran Banpres tidak bekerja sama dengan JNE.

Baca: Wakil Rakyat yang Ditangkap Saat Nyabu di Purwakarta Ternyata Kader Partai Ini

“Penyaluran bantuan melalui Bulog pada pengadaan beras lalu bekerja sama dengan PT. SSI (untuk penyaluran bantuan sosial),” kata Dadang.

Kendati demikian, Dadang tak menutup kemungkinan pada saat penyaluran, PT. SSI bekerja sama dengan JNE untuk pendistribusiannya. Namun dia tidak bisa memastikan hal tersebut.

“Nah itu yang kami tidak paham, jadi diduga ini bukan barang milik Kemensos,” kata Dadang. (un)