Usianya Hampir Satu Abad, Yuk Kunjungi Bendungan Walahar di Karawang

145
Bendungan Kalahar
Si Heritage Karawang, Bendungan Walahar, peninggalan masa penjajahan Belanda sudah berusia hampir satu abad. (SirOnline/Irvan Maulana)

Karawang, SirOnline.id – Bangunan yang didirikan di masa lampau, bisa menjadi bagian penting dari peninggalan sejarah.

Sepeti halnya di Karawang, Bendungan Kalahar yang berada di Kecamatan Klari memiliki daya tariknya sendiri.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Plt Disperpusip) Kabupaten Karawang, Haryanto mengatakan, bendungan Walahar merupakan bangunan bersejarah peninggalan masa penjajahan Belanda, yang masih berfungsi hingga saat ini.

“Bendungan Walahar digunakan untuk mengatur debit air Sungai Citarum, yang berguna untuk mengairi sawah seluas ratusan hektare,” ujar Haryanto, ketika ditemui di Kantor Disperpusip, Jalan Ahmad Yani, Karawang, Kamis (7/7).

Bendungan Kalahar
(SirOnline/Irvan Maulana)

Bendungan Walahar memiliki luas kurang lebih 15 hektare. Letaknya berbatasan dengan Gintungkerta sebelah utara, Anggadita, Klari sebelah barat, Kutapohaci, Ciampel sebelah selatan, dan sebelah timur berbatasan dengan Cimahi, Klari.

Haryanto mengutarakan proyek pembangunan Bendungan Walahar dimulai pada tahun 1923 dengan pengawasan seorang ahli perairan dari Belanda bernama C. Swaan Koopman,

“Bendungan Walahar mulai difungsikan setelah dua tahun dibangun, tepatnya pada tanggal 30 November tahun 1925,” lanjut Haryanto.

Bendungan Kalahar
(SirOnline/Irvan Maulana)

Bendungan ini dibangun melintang pada aliran Sungai Citarum sehingga membendung sungai seluas 50 meter tersebut. Terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian bawah, yang merupakan pintu penahan air yang berjumlah lima pintu.

Kemudian bagian kedua merupakan jembatan seluas tiga meter, yang menghubungkan Klari dan Anggadita, dan bagian ketiga merupakan ruang mesin untuk mengatur sistem bendungan.

“Pintu Bendungan Walahar ini pernah direnovasi pada tahun 1989, dan rehabilitasi kedua pada tahun 2009,” kata dia.

Bendungan Kalahar
(SirOnline/Irvan Maulana)

Meski sudah berusia hampir satu abad, bendungan karya arsitek negeri kincing angin itu terbilang cukup kuat, hingga kini bendungan masih nampak kokoh dengan bentuk aslinya yang masih dipertahankan dari masa pembangunan.

Fungsi Bendungan Walahar
Bendungan Walahar berfungsi sebagai pengatur debit air sungai Citarum serta mengairi areal persawahan, melansir data Perum Jasa Tirta (PJT) II, saat ini Bendung Walahar digunakan untuk mengairi 105.000 hektar sawah.

Selain itu, bendungan ini juga dipakai untuk menahan air bagi penduduk di Karawang bagian utara, sebagai pencegah banjir ketika musim hujan tiba.

Bendungan ini digunakan pula sebagai sarana rekreasi, lokasi memancing, serta lokasi wisata, selain bernilai sejarah, panorama alam Bendungan Walahar juga cukup memanjakan mata.

Bendungan Kalahar
(SirOnline/Irvan Maulana)

Wisata Heritage Karawang
Selain Tugu Proklamasi, Rumah Singgah Bung Karno, dan Monumen Rawa Gede, Bendungan walahar juga termasuk dalam kategori wisata Heritage di Karawang.

Banyaknya masyarakat yang kerap menghabiskan waktu libur di area bendung ini. Perum Jasa Tirta II merencanakan untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Karawang terkait rencana pembukaan destinasi wisata.

Baca: Benarkah Beli Nasi Padang Jika Dibungkus Lebih Banyak?

Selain bangunannya yang bernilai estetik tinggi, syarat Bendungan Walahar untuk menjadi destinasi wisata juga sudah cukup terpenuhi, dari banyaknya kuliner dan bangunan tempat istirahat para pelancong yang kerap menghabiskan waktu untuk memancing disana.

“Kata Walahar juga kental dengan Pepes Jambal Haji Dirja, yang letak rumah makannya tak jauh dari bendungan,” lanjut Haryanto.

Selain dapat menikmati indahnya panorama bendungan dengan berfoto, atau memancing, wisatawan juga bisa menyantap berbagai kuliner olahan ikan yang khas di Bendungan Walahar. (irv)