Menjaga Eksistensi Ketapel di Tengah Generasi Milenial

38
Ketapel
Membidik sasaran, konsentrasi sangat diutamakan dalam proses ini. (SirOnline/Pramita Hendra)

Jakarta, SirOnline.id – Generasi milenial mungkin asing dengan ketapel. Permainan ini pernah sangat populer antara tahun 80 dan 90-an. Biasanya digunakan untuk berburu binatang kecil. Lama tidak terdengar, permainan lintas zaman ini ternyata sudah masuk ke dalam kategori olahraga dan kejuaraan nasional. Permainan ini memiliki keunikan sendiri, yaitu akurasi dalam ketepatan membidik sasaran.

Ketapel
Ketua Umum Perkatin, Pitung, tengah melatih anggotanya agar dapat menembakan peluru yang terbuat dari biji besi dengan tepat sasaran. (SirOnline/Pramita Hendra)

Demi membangkitkan pamor permainan ini di masyarakat, sejumlah warga yang tergabung dalam komunitas Ketapel Tanjung Barat Bersatu (katababe) melakukan latihan menembak dengan ketapel di kawasan Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (26/6).

Ketapel
Kaleng susu menjadi sasaran utama dalam latihan ini. (SirOnline/Pramita Hendra)

Selain untuk menjaga eksistensi permainan tradisional, latihan ini juga bertujuan untuk melatih konsentrasi, kesabaran, dan motorik otak kanan.

Ketapel
Biji besi atau ammo, merupakan peluru yang digunakan untuk menembak. (SirOnline/Pramita Hendra)

Ketua Umum Persatuan Ketapel Tradisional Indonesia (Perkatin) Supriadi atau biasa dipanggil Pitung berharap, pemain ketapel ke depannya akan lebih berprestasi di tingkat nasional ataupun internasional. “Awalnya saya berpikir bagaimana ketapel ini dapat berkembang. Selain itu kita juga dapat menjaga tali silaturahmi sesama anggota,” kata Pitung.

Ketapel
Ammo yang terjatuh kembali dikumpulkan dengan magnet. (SirOnline/Pramita Hendra)

Ia menambahkan, dengan bermain ketapel dapat mengurangi intensitas bermain gawai pada anak-anak. “Kita bisa mengenalkan mulai cara bermainnya, tekniknya, dan cara menembak supaya tepat sasaran.”

Ketapel
(SirOnline/Pramita Hendra)
Ketapel
(SirOnline/Pramita Hendra)

Saat ini komunitas Katababe memiliki 42 anggota aktif di wilayah Tanjung Barat. Mereka rutin bermain ketapel setiap hari Minggu pagi atau sore. (Pramita Hendra Nurcahyo)