Pengamat: Jokowi Perankan Politik Bebas Aktif Sesuai Amanat UUD

8
Presiden Jokowi dan Presiden Zelensky
Presiden Jokowi bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (Sumber: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Jakarta, SirOnline.id – Pengamat politik ekonomi yang juga Rektor Universitas Paramadina, Prof. Didik J Rachbini mengatakan, kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia sudah sesuai dengan amanat UUD 1945. Menurutnya Jokowi memainkan peran politik bebas aktif.

“Akhirnya, setelah hampir 8 tahun citra dan kesan bahwa Jokowi inward looking mulai pupus. sekarang saatnya yang tepat untuk memerankan politik bebas aktif, seperti diamanatkan oleh UUD 1945,” ujar Didik kepada SirOnline.id, Kamis, (30/6).

Ia mengatakan, keputusan yang diambil Jokowi ini selangkah lebih maju dari negara-negara lain yang enggan, padahal dengan risiko bahaya yang tidak kecil apalagi bersama ibu negara. Ia pun berharap ke depan misi perdamaian ini jangan berhenti melainkan nanti dilanjutkan oleh menteri di bawahnya.

“Jokowi juga perlu hadir berpidato di forum PBB untuk menyuarakan perdamaian dunia. Para menterinya perlu mempersiapkan panggung jika momentum kunjungan ini mendapat sambutan yang baik dari kedua belah pihak,” harap Didik.

Baca: Selain Putin, Jokowi Juga Akan Bertemu Presiden Rusia Volodymyr Zelensky

Didik juga menyarankan Jokowi harus berdiplomasi dengan Nato dan dilanjutkan lebih mendalam oleh para menterinya. Natomerupakan akar dan sumber masalah konflik yang terjadi di Ukraina dan Rusia, lanjut Didik.

“Di G20, posisi presidensi Indonesia di dalamnya sangat strategis dan menguntungkan bagi Jokowi dan Indonesia. Misi perdamaian ini tidak mesti dijalankan sendiri, tetapi perlu untuk mengajak negara besar bersikap seperti Indonesia. Sejarah peranan Indonesia di dalam diplomasi dan perdamaian sudah dikenal dunia dimana Bung Karno adalah tokoh dunia yang sangat dikenal akrena berdiri di tengah konflik ideologi dunia Barat dan Timur yang mengerikan. Zaman Soeharto juga banyak tampil diplomat hebat yang mampu berperan mendamaikan konflik ideollogi di Asia Tenggara dan Timur Tengah,” tutup Didik. (rr)