Rusia Curiga Negara Barat Politisasi Pertemuan Para Menkes G20 di Yogyakarta

9
Menkes G20
Pertemuan Menkes G20 di Sleman, DIY, Senin (20/6/2022). (Sumber: Jauh Hari Wawan S/detik)

Jakarta, SirOnline.id – Wakil Menteri Kesehatan Rusia, Oleg Salagay mencurigai negara-negara barat mempolitisasi pertemuan para Menteri Kesehatan (Menkes) G20 di Yogyakarta. Kecurigaan ini lantaran dalam pertemuan tersebut negara barat seperti AS, Inggris, Australia dan Kanada fokus berbicara invasi negaranya ke Ukraina bukan soal mandat kesehatan yang disepakati.

“Kami meminta kolega kami agar tidak mempolitisasi pembicaraan kesehatan G20 dan tetap dalam mandat kita serta membahas perawatan kesehatan,” ujar Oleg dikutip dari BBC Indonesia, Sabtu (25/6).

Pertemuan para Menkes G20 di Yogyakarta pada Senin, (20/69 lalu sempat diwarnai ‘ketegangan’ karena negara Barat menyebut invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu telah menjerumuskan sistem kesehatan negara itu ke dalam kekacauan.

Wakil Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika, Andrea Palm, bahkan mengatakan tindakan Rusia itu bertentangan dengan tujuan perawatan kesehatan G20 maupun secara global.

“Jauh dari mempromosikan kesehatan global, Rusia telah merusak layanan kesehatan, menghancurkan kesehatan, dan terus menyerang bangunan tempat warga sipil tak berdosa termasuk anak-anak berlindung,” kata Palm.

Terkait hal ini Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah Indonesia akan terus membangun komunikasi dengan berbagai negara anggota G20. Termasuk mengenai agenda pembahasan.

Masih dilansir dari BBC Indonesia, pengamat hubungan internasional Dinna Prapto Raharja memberikan masukan untuk pemerintah Indonesia. Menurutnya pemerintah Indonesia harus mengantisipasi kondisi tersebut dengan bersikap tegas kepada negara-negara Barat maupun Rusia jika berbicara hal-hal yang tidak sejalan dengan agenda.

Baca: Selain Putin, Jokowi Juga Akan Bertemu Presiden Rusia Volodymyr Zelensky

Kalau perlu, katanya, Indonesia sebagai Ketua G20 mempunyai hak mengizinkan atau menolak negara peserta berbicara jika di luar konteks.

“Memang akan keluar dari kenyamanan memimpin rapat, tapi semua ketua sidang perlu disiapkan untuk itu. Perlu diketahui ini sudah empat bulan berlalu sejak invasi pertama, jadi kurang produktif untuk terus saling teriak dan menyudutkan. Saatnya bicara untuk solusi damai,” kata Dinna. (rr)