Wajah Cerah Berkat Teknologi Picoway

125

 

Banyak perempuan mendambakan kulit wajah yang sempurna dan penampilan cerah, alias glowing. Namun, aktivitas outdoor membuat kulit wajah rentan terpapar sinar matahari terus-menerus yang potensial memunculkan keluhan berupa bercak gelap kehitaman. Masih ditambah udara kota yang cenderung tingkat polusinya tinggi, memicu timbulnya komedo yang menyumbat pori-pori wajah.

Selain sinar matahari dan polusi, di kulit wajah juga bisa muncul keluhan akibat pigmentasi jinak seperti bintik cokelat, melasma, atau hiperpigmentasi pascainflamasi yang pasti ditakutkan banyak perempuan. Beruntung, teknologi peremajaan kulit terbaru yang disebut laser Picoway bisa menghilangkan semua keluhan tersebut.

Dr Med Dwindi Saptania

“Picoway adalah generasi terbaru dari laser resurfacing yang mampu mengikis kulit yang rusak terlebih dahulu sehingga kolagen dapat beregenerasi dan kulit baru bisa tumbuh dengan lebih baik. Ini merupakan teknologi terbaru untuk kasus pigmentasi yang dikembangkan Syneron Candela menggunakan sistem laser picosecond revolusioner dengan kemampuan fraksional dan nonfraksional,” tutur Dr Med Dwindi Saptania, Medical Director Evitderma Dermatology and Aesthetic Clinics, kepada media di Jakarta.

Ditambahkan, Picoway adalah laser generasi terbaru untuk mengatasi bercak kehitaman, flek, kerut halus, pori besar, luka bekas jerawat, serta berbagai masalah kulit yang diakibatkan oleh pigmentasi jinak seperti bintik cokelat, melasma, hiperpigmentasi pascainflamasi, dan bintik penuaan. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk mencerahkan kulit kusam, berfungsi sebagai antiaging, serta efektif menghapus tato.

Yang membedakan Picoway dengan laser lain adalah pulse picosecond-nya sangat pendek (setara dengan sepertriliun per detik) sehingga lebih cepat mencari target masalah pada kulit dengan minimal atau tanpa downtime. Teknologi picosecond lebih mengutamakan energi fotoakustik laser daripada energi termal atau panas. Karena itu, risiko kulit kemerahan seperti terbakar, hiperpigmentasi, atau downtime berkepanjangan juga bisa diminimalisasi.

“Manfaat lain, jumlah perawatan laser bisa lebih sedikit dan yang paling penting, komplikasi bisa diminimalkan,” tuturnya.

Karena tidak menimbulkan warna kemerahan seperti dalam treatment laser laser, pasien bisa langsung beraktivitas. Namun, penyandang diabetes mellitus yang kadar gula darahnya tidak terkontrol tidak dianjurkan melakukan treatment ini. (est)