DPR harus Jadi Oposisi Internal Pemerintah

36

Sironline.id, Jakarta – Angota DPR yang juga Wasekjen Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Baidowi mengatakan jika Kabinet Jokowi telah rampung konfigurasinya, hanya saja belum disampaikan. Menurutnya partai koalisi yang telah mendapatkan jatah kursi menteri pada periode pertama Jokowi, dipastikan akan kembali mendapat jatah kursi menteri pada periode kedua Jokowi. “Sudah rampung, dan yakinlah yang ada di KIK (kabinet Indonesia Kerja) pasti dapet kursi,” jelasnya dalam diskusi bertajuk Peta Politik Usai ‘Pesta’ di Parlemen di Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).

Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) Irma Suryani Chaniago menjelaskan jika semua parpol berada dalam satu kubu koalisi pemerintah, lalu siapa yang akan menjalankan “check and balances” sehingga dikhawatirkan menjadi parlemen jalanan. Sedianya menjadi dasar pemikiran parpol untuk memberikan diskursus kepada konstituen bahwa komitmen harus jelas. “Pemerintah tidak boleh absolut karena akan menjadi otoriter, itu yang kami khawatirkan. Kami berkomitmen mendukung Jokowi dalam lima tahun ke depan karena ada lima program komprehensif itu harus jalan,” ujarnya.

Karena itu meski pasca pelantikan terjadi perubahan peta politik dengan 60-80% partai bergabung dengan pemerintahan Jokowi, ia berharap anggota dewan bisa menjadi oposisi pemerintahan sehingga tetap ada ‘check and balance’ yang dilakukan. “Menurut saya anggota parlemen itu harus menjadi oposisi internal pemerintah, sedangkan oposisi eksternal adalah partai politik yang memutuskan jadi berada diluar pemerintahan,” jelasnya.

Sementara itu, A Riza Patria anggaota DPR RI yang juga Ketua DPP Gerindra mengatakan tidak ada komposisi yang tetap terkait koalisi pemerintahan. Menurutnya, 60% juga terlalu riskan, jika dalam perjalanan ada satu partai yang keluar bisa membuat pemerintahan goyah. “Tapi kalau sampai 80% juga kebanyakan ya,” katanya. Meski parlemen dikuasai oleh parpol pengusung pemerintahan Jokowi, ia berharap parlemen tetap kritis melaksanakan semua tugas dengan baik. “Bagi Gerindra yang tebaik adalah mari kita berkompetisi menuju kebaikan, berlomba-lomba, apakah di luar atau dalam itu tidak penting. Yang penting sejauh mana komitmen, konsistensi dan kontribusi kita pada kepentingan bangsa, negara, dan rakyat,” pungkasnya. D. Ramdani