RS Dharmais Terpilih untuk Program Global Kurangi Beban Kanker Payudara

196
Prof. dr. Abdul Kadir, Sp.THT-KL(K), MARS, PhD

 

Jakarta – Bertepatan dengan Bulan Peduli Kanker Payudara, Pusat Kanker Nasional (PKN) RS Kanker Dharmais terpilih menerima bantuan hibah sebagai bagian program internasional untuk membantu program penurunan beban kanker payudara di Indonesia. Melalui kegiatan Seeding Progress and Resources for the Cancer Community: Metastatic Breast Cancer Challenge (SPARC MBC Challenge), RS Dharmais akan menerima bantuan hingga US$23.000 (lebih dari Rp 325 juta) selain mendapatkan pelatihan, mentoring dan berbagai kesempatan berharga dengan menghadiri pertemuan penting internasional untuk memperoleh ilmu baru dan best practices dari organisasi sedunia.

Diluncurkan pada 2015 oleh Union for International Cancer Control (UICC) bekerja sama dengan Pfizer, SPARC MBC Challenge adalah inisiatif pendanaan global yang mendukung proyek yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan spesifik pasien kanker payudara yang sudah metastasis (Metastatic Breast Cancer/MBC), terutama dalam upaya mengurangi jumlah wanita yang didiagnosis sebagai kanker payudara stadium lanjut di wilayahnya. Melalui tiga edisi SPARC MBC Challenge yang telah diluncurkan selama ini, secara langsung program ini telah menjangkau lebih dari 14.000 pasien MBC di dunia dan lebih dari 140.000 orang melalui kampanye edukatif.

“UICC sangat bangga telah mendukung 50 organisasi dari lima benua sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidup pasien MBC di komunitas mereka. Secara khusus di negara berpendapatan rendah hingga menengah, keberadaan pasien kanker payudara sering datang ke sarana kesehatan pada stadium lanjut, sementara kita tahu bahwa deteksi dini adalah cara terbaik untuk mendapatkan hasil terbaik dalam penanganan kanker payudara. Melalui periode baru dalam program SPARC MBC Challenge, lebih banyak orang akan meningkat kewaspadaannya, meningkat juga keberaniannya untuk mendapatkan pertolongan lebih awal serta diharapkan pasien dapat merasakan dukungan penuh dari sekelilingnya,” kata Presiden UICC, HRH Princess Dina Mired dari Yordania.

Di Indonesia, dilaporkan lebih dari  22.000 kematian setiap tahun disebabkan kanker payudara (Globocan, 2018). PKN RS Kanker Dharmais akan menerima dana hibah senilai US$23.000  dalam bentuk dana hibah penelitian sebagai bagian dari penelitian  SPARC MBC Challenge yang diinisiasi oleh Union for International Cancer Control (UICC) dan didukung Pfizer.

Data Globocan 2018 di Indonesia terdapat 58.256 kasus baru kanker payudara, dan 22.692 di antaranya meninggal. Salah satu tantangan utama untuk kanker payudara yang telah bermetastasis adalah kurangnya dukungan dana serta adanya stigma. RS Dharmais akan memanfaatkan penghargaan SPARC MBC Challenge ini untuk mengetahui keinginan dan suara hati pasien kanker payudara yang sudah bermetastasis dan keluarganya, yang akan dimanfaatkan sebagai masukan untuk memperbaiki pelayanan kanker. Proyek ini diharapkan dapat menjangkau suara 500 pasien MBC di Jakarta, terutama di Jakarta Barat.

Direktur Utama RS Dharmais, Prof. dr. Abdul Kadir, Sp.THT-KL(K), MARS, PhD, mengatakan, “Kita merasa sangat bangga telah terpilih menjadi satu dari 11 organisasi kanker di dunia yang pada 2019 mendapatkan kesempatan untuk bergabung bersama organisasi di dunia mengikuti program SPARC dan bagian dari jejaring dari 50 organisasi di dunia. Pengakuan ini merupakan suatu kesempatan besar bagi kami untuk meningkatkan kemampuan kami untuk meyakinkan pasien kanker payudara yang sudah bermetastasis diperhatikan dengan semestinya. Sebagai Pusat Kanker Nasional yang menjadi suatu center of excellence dalam penanganan kanker yang komprehensif dan berdasarkan multidisiplin, kesempatan ini menjadi suatu peluang bagi kami berperan aktif memberikan pelayanan kanker yang terbaik.”

Kanker payudara menjadi salah satu kanker yang paling banyak di dunia dan diperkirakan menjadi penyebab 600.000 kematian di dunia pada 2018. Penyakit ini dapat menyebar dan disebut bermetastasis. Artinya penyakit kankernya menyebar ke paru, otak, hati dan tulang dan menjadi penyakit terbanyak dalam kondisi stadium lanjut. Saat ini belum ada obat spesifik untuk kanker payudara yang sudah bermetastasis sehingga tidak ada obat yang menambah lama hidup pasien, tetapi rumah sakit dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka. (*/est)