Ekonom INDEF: Warisan Pemikiran dan Usaha Habibie Bisa Memperkuat Teknologi

30

Sironline.id, Jakarta –Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto pada Rabu (11/9/2019) malam karena sakit yang dideritanya. Habibie dirawat intensif sejak 1 September 2019 oleh 44 dokter yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan. Mereka adalah para dokter spesialis dari berbagai bidang, dari ahli jantung hingga otak.

Ekonom senior INDEF Didik J. Rachbini yang juga anak buah Habibie di kepengurusan organisasi  Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) menyampaikan rasa duka yang mendalam. Ia menilai Habibie dengan latar belakang pendidikan modern secara etnis berperan dalam sejarah mengantar peralihan dari rezim Orde Baru ke rezim reformasi yang demokratis.

“Dalam masa kepemimpinannya yang singkat telah banyak kebijakan yang mendorong ke arah demokratisasi politik, desentralisasi, Bank Indonesia yang independen, pemberantasan korupsi, dan sebagainya.  Boleh dikatakan bahwa Habibie adalah Bapak Demokrasi Indonesia,” jelasnya, Rabu (11/9/2019).

Ia melihat ketika kehidupan Indonesia masih agraris tahun 1980-an dan orang belum mengenal ilmu dan  teknologi, Prof Habibie mengenalkan konsep ilmu pengegahuan dan teknologi yang kemudian dikenal dengan istilah iptek.  Modernisasi Indonesia juga melalui kiprah dan pemikirannya.

Menurutnya warisan pemikiran dan usaha Prof Habibie dalam bidang teknologi semestinya bisa dilanjutkan untuk memperkuat Indonesia dalam bidang teknologi. “Warisan  PT PAL untuk bidang perkapalan, PINDAD untuk persenjataan, IPTN untuk kedirgantaraan seharusnya masuk dalam kerangka undang-undang pembangunan teknologi nasional dan kekuatan militer agar Indonesia tidak diremehkan oleh dunia internasional. Ini yang diabaikan selama ini sehingga Indonesia tergantung kepada teknologi luar,” tambahnya.(eka)