Rina Ciang : Bangkit dari Kesulitan, karena Pertolongan Tuhan

886

sironline.id, Jakarta – Kepergian sang suami, Bengawan Ciang untuk selama-lamanya menjadi pukulan tersendiri bagi Rina Ciang dan anak-anak. Namun, ia tidak mau larut dalam kesedihan. Ia harus bangkit. Karena sang suami meninggalkan usaha yang harus dilanjutkannya. Meski tertatih-tatih, kini ia bisa bangga, karena usaha tersebut, kini berada pada track yang tepat. Kepada kami, Rina, panggilan akrab wanita blasteran Jawa-China ini berbagi cerita.

Saat ini, Rina melanjutkan usaha almahrum suami, yakni bidang karoseri mobil. Melalui PT Bengawan Karya Sakti, ragam body mobil dibuat. Mulai dari mobil box, tangki air, dump truk, truk hingga ambulance.

Produk dari Bengawan Karya Sakti ini telah dijual dari Sabang sampai Merauke. “Kami juga kerjasama dengan dealer-dealer di seluruh Indonesia,” tukas wanita murah senyum ini.

Tak hanya bekerjasama dengan dealer, mereka juga menerima pesanan dari berbagai perusahaan. Salah satunya dari perusahaan kelapa sawit. “Terkadang kita juga ngerjain pesanan pemerintah. Salah satunya mengerjakan mobil toilet untuk Asian Games 2018 ini. Kita buat 22 unit. 20 mobil toilet untuk umum, 2 untuk disabilitas,” ucap ibu dari 4 orang anak ini.

Ragam produk dari Bengawan Karya Sakti ini banyak dipesan perusahaan batubara di Kalimantan dan Sumatera. “Kemarin tambang agak turun kita juga ikut turun. Pertengahan 2017 agak naik, kita mulai ada order dari perusahaan batubara,” terangnya.

Selain berbisnis di bidang karoseri, Rina juga berbisnis properti dan kuliner. Sayangnya bisnis kuliner tidak bertahan lama.  Meski bisnis kuliner gagal, bisnis properti yang ditekuni dari tahun 1998 berjalan hingga kini.

Produk yang dijualnya adalah ruko. “Saya itu sifatnya belanja, investor saja. Misalnya ada yang bangun ruko di mana, saya beli beberapa kemudian jual. Ruko itu harga jual lumayan tinggi,” katanya.

Dalam berbisnis tidak selamanya untung. Rina menyadari itulah seni dalam berbisnis. “Kalau usaha turun-naik pasti ada, rugi pasti ada. Tinggal kita tunggu booming kapan. Saya berani cut lost, kalau pun rugi. Jadi saya punya untung di tempat lain,” ucapnya.

Dikatakan Rina meski insting bisnis merupakan pemberian Tuhan. Namun, harus diikuti dengan proses belajar. Ia mengatakan dalam 3 tahun terakhir, bisnis properti hancur. Namun, bagi pengusaha ini merupakan kesempatan membeli properti sebanyak-banyaknya. “Ini merupakan tips yang diajarkan Brad Sugars, pembicara dari Australia tentang cara bermain properti,” ungkapnya.

Diakui Rina, meski keuntungan berbisnis properti antara 100-200%, namun ia pun pernah mengalami kerugian. “ Ada yang sudah lunas dibayar tapi sampai sekarang belum dibangun. Tapi saya pikir simpel, kecewa pasti ada. Saya pernah untung ditempat lain, berarti ini subsidi silang saja. Dibanding kerugian, untungnya lebih banyak,” katanya.

Tantangan

Dalam berbisnis, tantangan terberat diakui Rina berasal dari lingkungan terdekat. Khusus bisnis karoseri, SDM memiliki tantangan tersendiri. Misalnya HRD terima pegawai, hanya terima saja karena kenal.  Yang dibutuhkan tukang las, yang datang lulusan perhotelan dan diterima. “Ini kan bahaya kalau begini, “ tukasnya miris.

Hal lain dalam bisnis karoseri, harus pintar melihat peluang. Jeli dalam melihat tren. Misalnya melihat apa yang saat ini sedang digalakkan pemerintah. “Infrastuktur lagi maju di Maluku dan Papua. Nah di sana kebutuhan mobil seperti apa, ternyata mobil pick up untuk membawa sayur dan beras. Nah, kita harus merambah ke sana,” terangnya.

Meski Bengawan Karya Sakti telah berdiri lebih dari 2 dekade, promosi tetap menjadi perhatian khusus. “Perlu pendekatan secara emosional dengan user atau pun para dealer. Karena kompetitor menyerang kita terus dengan berbaga cara. Misalnya jatuhin harga. Mungkin secara tidak sopan jatuhin brand kita, komponen kita. Itu banyak cara mereka, karena kebetulan perusahaan kita sudah lumayan dikenal, produk sudah banyak dipakai orang. Waktu suami saya meninggal, order turun sampai 50%, karena kepercayaan mereka pasti berkurang,” ucapnya.

Saat order berkurang, Rina tidak memecat satu pun karyawan. “Saya pertahanin karyawan agar dapur mereka tetap ngebul. Saya bilang ke Tuhan, kau titipkan begitu banyak karyawan. Tolong kami Tuhan. Saya yakin tanpa campur tangan Tuhan, saya gak bisa. Saya percaya banget, perusahaan ini bisa melewati segala kesulitan karena campur tangan Tuhan,” ucapnya.

Namun, kini dengan seiring waktu, Rina dan dua orang anaknya yang terlibat aktif dalam perusahaan berhasil membawa perusahaan keluar dari krisis. “Sekarang kita mulai lagi tarik customer yang sudah lama. Yang menjadi keunggulan kita adalah kualitas, ketepatan waktu, dan tempo pembayaran,” katanya tersenyum.

Mengakhiri pembicaraan, Rina membagi nilai penting dalam berbisnis yaitu kejujuran. “Misalnya mengatakan produk impor, padahal lokal. Jangan begitu. Lalu bersaing yang normal-normal saja, jangan menjatuhkan orang lain. Saya orangnya gak mau serakah. Saya percaya Tuhan kasih rejeki ke kita yang penting kita jujur. Dengan kejujuran kita diberkati, selalu ada jalan. Tuhan selalu besertai,” pungkasnya.  (dsy)