Mengenal Sejarah Kebaya yang Didorong Jadi Warisan Budaya Dunia Asal Indonesia

15
kebaya goes to UNESCO
Perempuan berkebaya mendukung 'Kebaya Goes to UNESCO'. (Sumber: Suara)

Jakarta, SirOnline.id – Gaung kampanye ‘Kebaya Goes to UNESCO’ semakin meluas dengan aksi berkebaya yang dilakukan banyak pihak. Selain komunitas, pelajar, hingga istri pejabat, akrtis peran Dian Sastrowardoyo juga turut mendukung gerakan upaya pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.

Melihat lebih jauh soal kebaya, ia merupakan salah satu busana yang mencerminkann identitas Indonesia. Busana ini cenderung mudah ditemukan karena biasa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk berbagai acara formal dan non-formal. Koalisi yang menginisiasi ‘Kebaya Goes to UNESCO’, Tradisi Kebaya dalam situsnya bahkan menyebut kebaya busana tanpa kelas sosial.

Dikutip dari Kompas, Sabtu (29/10), kata kebaya berasal dari bahasa Arab yakni Abaya yang berarti jubah atau pakaian longgar. Pada masa lampau, kebaya dikenakan dan dipasangkan dengan kain atau sarung, serta digunakan oleh banyak wanita Indonesia dan juga Melayu.

Bentuk awal kebaya konon berasal dari Kerajaan Majapahit, di mana busana ketika itu dikenakan oleh permaisuri dan juga selir raja. Sementara perempuan lainnya masih mengenakan kain yang dijadikan kemben yang dibebatkan di dada.

Selanjutnya, Islam masuk dan terjadi penyesuaian pakaian yang dikenakan masyarakat menjadi lebih menutup dada. Kala itu, masyarakat membuat semacam outer berupa kain tipis untuk menutup bagian belakang tubuh, bahu dan kedua lengan.

Baca: Pewarta Foto Jakarta Gelar Pameran Foto “Rekam Jakarta 24+”

Penggunaan kebaya sejak zaman dahulu tertulis dalam catatan resmi bangsa portugis saat pertama kali mendarat di Indonesia. Catatan itu menyebut kebaya merupakan pakaian kaum wanita di Indonesia saat abad ke-15 hingga 16. Seiring berjalannya waktu, kebaya kemudian banyak dipakai oleh masyarakat pribumi termasuk petani yang memakai kebaya dari kain tipis dan mengaitkan bagian depan menggunakan peniti.

Pemakai kebaya yang makin variatif kini didukung dengan bentuk kebaya yang berkembang mengikuti kemajuan dan akulturasi budaya. Dengan desain, detail warna yang menawan dan sejarah yang dimiliki kebaya kemudian membuat banyak pihak merasa kebaya layak menyusul batik jadi warisan budaya dunia asal Indonesia. (un)