Todan Kuah Kuning, Kuliner Khas Sulawesi Selatan yang Dibuat dari Katak Besar

50
Foto: Rachmat Aradi/detikSulsel
Foto: Rachmat Aradi/detikSulsel

Jakarta, SirOnline.id – Todan Kuah Kuning adalah kuliner khas dari Desa Kadingeh, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan yang dibuat dari Katak berukuran besar.
Dilansir dari _detik_, Sabtu, (22/10) Todan adalah sebutan untuk spesies katak besar yang banyak hidup di kawasan Desa Kadingeh. Todan banyak ditemukan di hutan dan pinggir sungai.

Warga lokal memburu todan untuk dikonsumsi dagingnya. Konon praktik ini sudah berlangsung turun temurun di kalangan suku Duri. Ada berbagai olahan todan favorit warga Desa Kadingeh.

Foto: Rachmat Aradi/detikSulsel
Foto: Rachmat Aradi/detikSulsel

“Kalau warga desa sering buat todan ini menjadi kentucky (digoreng tepung atau crispy), dipanggang, sama dimasak berkuah kuning seperti kalau masak ikan (palu mara)” kata salah seorang warga Kadingeh, Ummang.

Pengolahannya, pertama todan harus dibersihkan terlebih dahulu karena memiliki lendir. Caranya, kepala todan terlebih dulu digetok hingga tidak sadar kemudian dikuliti.

“Kan masih hidup, jadi tidak langsung dipotong. Dipukul dulu sampai tidak sadar kemudian dikuliti,” jelas Ummang.

Ummang mengatakan, daging todan yang telah dikuliti mirip dengan daging ayam. Hanya saja bau amisnya lebih kuat dari daging ayam.

Untuk itu, sebelum dimasak, daging todan yang telah dibersihkan dan dipotong-potong harus direndam dalam larutan air jeruk dan garam. Daging todan direndam hingga kurang lebih 5 menit untuk mengurangi bau amis.

Setelah bau amis todan sudah hilang, selanjutnya daging todan diolah dimasak sesuai keinginan. Menurut Ummang, daging todan memiliki tekstur empuk sehingga bisa langsung dimasak.

“Langsung saja, tidak usah direbus. Dagingnya sudah empuk dan lembut” bebernya.

Salah satu olahan yang digemari warga Kadingeh adalah sajian todan kuah kuning. Daging todan dimasak bersama bumbu seperti kunyit, bawang merah, bawang putih, cabai, dan lengkuas.

Caranya, semua bumbu dihaluskan, kemudian ditumis dan ditambahkan daun jeruk. Setelah itu, ditambahkan air secukupnya. Kemudian, masukkan potongan daging todan dan tambahkan garam sesuai selera. Tunggu hingga mendidih.

Foto: Rachmat Aradi/detikSulsel

Setelah bumbu telah meresap ke daging todan, maka menu todan kuah kuning sudah bisa disajikan dan dinikmati.

Menurut Ummang, kepala todan pada sajian kuah kuning biasanya menjadi incaran. Pasalnya Kepala todan yang telah dimasak memiliki lemak dan dipercaya bisa menambah berat badan.

“Suka ini kalau masakan begini. Apalagi ini kepalanya, jadi buruan karena bisa buat tambah berat badan sama obat perkasa bagi laki-laki,” tandasnya.

Berburu todan rupanya juga jadi bagian tradisi warga Desa Kadingeh. Namanya Metodan yang biasanya dilakukan secara berkelompok.

Ketika musim panen, warga Kadingeh secara berkelompok memasuki hutan. Mereka akan menyusuri pinggiran sungai untuk melakukan Metodan di malam hari.

Untuk berburu todan, warga hanya berbekal alat penerangan serta tangan kosong. Cara menangkap todan pun butuh keahlian sendiri, tubuhnya yang sangat licin membuat sangat mudah lepas saat ditangkap. (rr)