Sistem E-toll di Indonesia Sebabkan Kerugian Rp4,4 Triliun, Ini Alasannya

55
e toll
Ilustrasi antrian e-toll. (Sumber: BPJT)

Jakarta, SirOnline.id – Sulit dipercaya, teknologi tol elektronik (e-toll), ternyata masih menimbulkan kerugian triliunan rupiah pertahun.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Triono Jasmono.

Ia mengatakan, penerapan sistem e-toll di jalan tol seluruh Indonesia masih menyebabkan kerugian sebesar Rp4,4 triliun per tahun.

Hal ini terjadi, karena masih terdapat antrean lebih kurang 5 detik saat pengguna jalan melakukan tapping kartu e-toll untuk pembayaran nontunai di gerbang tol.

Dijelaskan Triono, sistem tersebut sudah diterapkan sejak tahun 2017 hingga sekarang. Meskipun sudah diatur agar antreannya berkurang, tetap saja timbul kerugian akibat antrean itu.

“Kita atur agar antreannya bisa berkurang maksimal 5 detik. Namun, yang namanya antrean, tetap ada kerugian di situ. Sekitar Rp4,4 triliun per tahun,” ujar Triono, dilansir dari Kompas, Rabu (24/8/2022).

Sementara, berdasarkan hasil studi dari World Bank, kemacetan di jalan yang terjadi di Indonesia cukup besar, hingga menyebabkan kerugian sekira Rp56 triliun tiap tahunnya.

“Kalau kita hitung, total kerugian di jalan tol ini 8 persen dari total kerugian akibat kemacetan di seluruh jalan di Indonesia,” kata dia.

Karena kerugian inilah, kata Triono, Pemerintah Indonesia berpikir bagaimana cara mengurangi kemacetan, dan mengupayakan antrean di jalan tol bisa dipangkas.

Melihat hal tersebut, Kementerian PUPR melalui BPJT kemudian, mencetuskan ide untuk menerapkan teknologi multilane free flow (MLFF) atau teknologi nirsentuh nontunai.

Dipaparkan Triono, sistem MLFF tersebut sudah diterapkan di negara-negara maju, seperti di Eropa.

Baca: Isu Kenaikan dan Kelangkaan Pertalite, Ini Jawaban Pertamina

“Di Indonesia, kita gunakan sistem dengan navigasi satelit dengan teknologi electronic on board unit (EOBU) menggunakan handphone. Para pengguna jalan bisa menggunakan jalan tol setelah mendaftarkan kendaraan mereka, lalu membayar via handphone seperti halnya saat menggunakan aplikasi untuk ojek online,” jelasnya.

Dengan penetapan teknologi tersebut, diharapkan pembayaran tarif tol yang dilakukan oleh masyarakat bisa jauh lebih mudah dan efisien. (irv)