Kasus Ferdy Sambo Belum Tuntas, Refly Harun Ungkap 88 Persen Masyarakat Pesimis

10
Ferdy Sambo
Irjen Pol Ferdy Sambo. (SirOnline/Muhamad Hidayat)

Jakarta, SirOnline.id – Publik masih dibuat penasaran oleh drama pembunuhan yang dilakukan oleh Irjen Ferdy Sambo, terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Seperti halnya Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), dr. M Nasser. Ia bahkan, menilai Ferdy Sambo sebagai seseorang yang memiliki penyakit kejiwaan.

Karenanya, Nasser merasa heran mengapa Ferdy Sambo yang notabenenya sakit jiwa justru bisa menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.

“Penunjukkan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri, menunjukan adanya masalah sistem dan subsistem di Mabes Polri,” ujar Nasser, dikutip dari Pikiran Rakyat, Rabu (23/8).

Ia juga merasa curiga bahwa, moncernya karier Ferdy Sambo karena mantan Ketua Satgasus Merah Putih itu rajin setor duit kepada atasannya dahulu.

Dikutip dari laman YouTube-nya, ahli hukum tata negara Refly Harun menuturkan, Ferdy Sambo membuktikan bahwa, kematangan diperlukan untuk menjabat posisi-posisi tertentu, terlebih dalam hal ini sebagai Kadiv Propam Polri.

“Kadiv Propam ini sangat ditakuti karena bisa memberikan sanksi kepada polisi-polisi yang dianggap bermasalah,” kata Refly Harun.

Selain itu kata Refly, Ferdy Sambo menjadi orang yang ditakuti karena sebelumnya pernah memimpin di Satgasus. Dalam satuan tugas tersebut setidaknya juga terdapat 29 Jenderal.

“Selain Kadiv Propam, yang lebih menakutkan lagi karena dia adalah Ketua Satgasus. Sebagai Kasatgasus, yang jelas Ferdy Sambo memiliki kewenangan yang luar biasa besarnya. Satgasus Merah Putih saja yang diketuainya itu terdiri dari kira-kira 400an orang lebih dan salah satunya adalah ada 29 jenderal, baik yang menjadi pelindung maupun penasihat,” paparnya.

Oleh karenanya, Refly Harun menulai, ia merasa tidak heran bahwa Satgasus sangat powerful kala itu.

Ia bahkan menyinggung beberapa poling yang ia buat di media sosial. Melalui poling tersebut, diketahui bahwa, mayoritas pemberi voting pesimis terhadap institusi Kepolisian dan kasus Ferdy Sambo.

“Jadi ini luar biasa ya. Dan ini suara masyarakat tentunya yang tidak bisa kita setir. Masyarakat sendiri yang memberikan pendapatnya dan pendapat tersebut tentu pendapat yang genuine sesuai dengan perasaan hari ini,” ungkapnya.

Refly Harun menilai ada kesan bahwa, masyarakat menginginkan agar Ferdy Sambo diberikan hukuman yang seberat-beratnya terkait kasus Brigadir J.

Ia juga mengungkapkan bahwa, masyarakat sudah mulai kehilangan kepercayaan terhadap Polri bahkan sebelum adanya kasus Brigadir J.

Baca: Misteri Pembunuhan Brigadir J, Dibongkar Bharada E, Ini Peran Putri Candrawathi

“Bahkan ketika ditanyakan keseriusan Kapolri dalam memberantas judi atau memberikan sanksi kepada geng Sambo, itu yang mengatakan Kapolri serius itu hanya 12 persen, kemudian 88 persen lainnya mengatakan itu hanya lip service,” ucapnya ungkap Refly.

Refly Harun menegaskan, hal ini merupakan fakta-fakta yang tidak bisa dinafikan begitu saja karena pendapat masyarakat sendiri, kata dia, merupakan pendapat yang tidak bisa disetir. (irv)