Misteri Pembunuhan Brigadir J, Dibongkar Bharada E, Ini Peran Putri Candrawathi

17
Brig
otak pembunuhan Brigadir J, tersangka FS, PC, dan Bharada E. (Sumber: Tribunnews)

Jakarta, SirOnline.id – Misteri pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J mulai pada 8 Juli 2022 lalu kini mulai terkuak.

Istri mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (PC) juga resmi telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan tersebut.

Kini tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J menjadi lima orang yakni Bharada E, Brigadir Brigadir RR, sopir Kuat Maruf, Ferdy Sambo, dan Putri Candrawathi.

Kelima tersangka tersebut memiliki peran tersendiri dalam pembunuhan berencana Brigadir J. Lantas, apa peran Putri Candrawathi dalam pembunuhan itu?

Dilansir dari tvOne, Senin (22/8), peran PC dalam kasus pembunuhan yang melibatkan suaminya ini memang masih menjadi pertanyaan publik.

Keterlibatan Putri dikonfirmasi oleh Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto.

Agus mengatakan, Putri Candrawathi turut menghadiri pertemuan Sambo dengan Bharada E, Bripka RR, dan KM di lantai tiga rumah pribadinya untuk menanyakan kesanggupan membunuh Brigadir J.

“Saat itu diadakan rapat singkat di rumah pribadi Ferdy Sambo sebelum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat  atau Brigadir J dieksekusi,” kata Komjen Agus.

Saat itu konon disusun skenario melenyapkan Brigadir J. Irjen Ferdy Sambo sendiri, yang menjadi otak rencana pembunuhan Brigadir J, dalam keadaan marah.

Hal itu juga diungkapkan oleh Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E, melalui kuasa hukumnya, Ronny Tapaessy dalam wawancara TV One, dikutip pada Senin (22/8).

Putri Candrawathi (PC) dan rombongan ajudan termasuk sopir Kuat Maruf baru pulang dari Magelang kala itu.

“Jadi memang, ada proses waktu di lantai tiga, ketika klien saya dipanggil ke dalam suatu ruangan meeting, ruangan rapat, bahwa ternyata memang sudah ada Ibu PC ini membicarakan mengenai tentang almarhum Yosua,” ujar Ronny dalam kutipan wawancara tersebut.

Rapat berlangsung sangat singkat bagi Bharada E, Ronny menyebut, kliennya bahkan membunuh tanpa motif. Dalam hal rapat persiapan eksekusi Brigadir J itu, Bharada E hanya menerima perintah eksekusi.

Ia tidak ikut dalam perbincangan perencanaannya. Di dalam ruangan di lantai tiga itu ada Putri Candrawathi, Ferdy Sambo dan Bripka Ricky Rizal (RR), sesama ajudan seperti Bharada E.

“Jadi perlu saya sampaikan, klien saya tidak berbicara, tetapi klien saya melihat bahwa ibu PC itu ada di ruangan lantai 3. Jadi pertemuannya itu Ibu PC, Pak FS, kemudian saudara RR. Kemudian yang terakhir dipanggil adalah Bharada E ini. Yang panggil itu saudara RR,” ujar Ronny.

Baca: Kabar Terkini Kasus Pembunuhan Brigadir J, Istri Ferdy Sambo Terancam Hukuman Mati, Ini Sebabnya

Bharada E tidak mengetahui banyak perangai kedua bosnya itu. Namun, dalam situasi pembahasan ekesekusi Brigadir J, ia melihat Putri Candrawathi menangis. Sedangkan Ferdy Sambo dalam keadaan marah.

“Klien saya menyampaikan bahwa waktu kejadian itu Ibu PC dalam keadaan menangis. Kemudian Bapak FS ini dalam keadaan marah. Nanti detailnya, ini kan nanti menjadi pembelaan di pengadilan,” pungkasnya. (irv)