Habitat Rusak, Konflik Gajah dan Manusia Terjadi di Aceh

18
gajah
Ilustrasi. kerumuman gajah. (Sumber: voaindonesia)

Aceh, SirOnline.id – Konflik antara gajah dan manusia terjadi hampir setiap hari di sejumlah wilayah Provinsi Aceh. Hal ini disebut sebagai imbas rusaknya habitat satwa tersebut.

“Konflik atau gangguan gajah terhadap manusia terjadi hampir setiap hari di Aceh. Ini terjadi karena kawasan hutan yang menjadi habitat liar dilindungi tersebut sudah rusak atau terganggu dan berubah fungsi,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Kamarudzaman, dikutip dari Antara, Rabu (20/7).

Kamarudzaman memaparkan sejumlah Kabupaten yang menurut catatannya, paling sering bentrok dengan satwa dilindungi itu.

“Kabupaten Pidie, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Aceh Timur menjadi wilayah yang sering terjadi konflik gajah dengan manusia,” katanya.

Ia pun merinci yang terjadi di Kabupaten Pidie. Menurut catatannya, konflik gajah dengan manusia terjadi di 65 desa yang tersebar di sebelas kecamatan. “Konflik tersebut hingga kini terus berlangsung,” ujarnya.

Kamarudzaman mengungkap, pihaknya terus berupaya mengatasi konflik gajah yang ada di Aceh, terutama Kabupaten Pidie. Berbagai langkah dilakukan dengan tetap memperhatikan angka kehidupan satwa tersebut.

“Namun karena habitatnya sudah rusak, maka semakin sulit menanganinya. Kendati begitu, kami terus berupaya, paling tidak mencegah kematian satwa dilindungi tersebut,” ungkapnya.

Kamarudzaman mengatakan gajah merupakan satwa kunci di Aceh. Populasi gajah di Provinsi Aceh saat ini diperkirakan mencapai 500 hingga 600 ekor.

Baca: Festival Sandeq, Usung Logo 34 Provinsi Sebagai Simbol Dukung IKN

Ia menyebut, gajah di Aceh termasuk satwa liar dilindungi yang terancam punah. Selain karena konflik, gajah juga kerap menjadi sasaran perburuan.

“Kami tidak tahu lagi ke mana menggiring kawanan gajah karena kawasan hutan yang menjadi habitatnya sudah berubah menjadi perkebunan sawit. Ini berdampak timbulnya konflik gajah dengan manusia,” pungkas dia. (un)