Menhan Prabowo: Pertahanan Penting dan Beli Alutsista Butuh Waktu

14
Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. (SirOnline/Tim Media Prabowo)

Bali, SirOnline.id – Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menjadi keynote speaker pada acara Rembug Nasional sekaligus Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPPP) ke-1 APTISI Periode 2021-2025, Bali, Sabtu (2/7).

Dalam amanatnya Prabowo mengatakan bahwa pertahanan merupakan bagian penting bagi sebuah negara. “Our founding fathers, pendiri-pendiri bangsa kita ini sudah mengerti, sadar serta paham bahwa pertahanan itu yang utama. Melindungi dulu. Melindungi segenap rakyatnya, melindungi kekayaan negara, wilayahnya, dan airnya,” jelas Prabowo.

“Ini artinya tujuan utamanya adalah melindungi rakyatnya terlebih dahulu, baru melindungi kekayaannya, baru memajukan kesejahteraan umum, baru mencerdaskan kehidupan bangsa,” tambah dia.

Prabowo juga menyinggung perihal pentingnya mempelajari ilmu perang. Mengutip pernyataan yang begitu terkenal dari ahli strategi militer Tiongkok, Sun Tzu, Menhan Prabowo mengutarakan bahwa seni perang adalah hal yang penting bagi sebuah negara.

“Seni perang adalah hal yang vital bagi negara. Ini adalah masalah hidup dan mati. Dengan demikian, ini adalah masalah yang harus dipelajari dan tidak boleh diabaikan,” lanjut Prabowo.

Oleh karena itu ia kembali mengingatkan jika berbicara perihal pertahanan maka perang juga akan turut menjadi pembahasan.

“Saudara-saudara sekalian, jika membahas masalah pertahanan maka tidak bisa tidak, kita juga harus bicara tentang perang. Dan masalah perang bukan masalah yang disukai untuk kita bicarakan, karena perang itu kejam, jahat, disruptive. Perang sangat bahaya, dan perang sering menimbulkan penderitaan terhadap suatu bangsa. Tapi perang itu masalah yang melekat pada manusia. Selama manusia hidup, selama itu akan ada perang. Karena manusia condong untuk dominasi manusia lain,” kata dia.

Dengan demikian, Prabowo melanjutkan, pembangunan kekuatan menjadi hal penting bagi pertahanan negara, salah satunya pembelian alutsista. Namun ia juga mengingatkan bahwa pembelian alutsista membutuhkan waktu.

“Kita berbondong-bondong ke supermarket membeli senjata atau membeli peluru kendali. Tidak ada di supermarket manapun. Kalau kita tanda tangan kontrak untuk alutsista hari ini, kita mau beli pesawat terbang, kapal selam, rudal kapal selam. Itu datangnya nanti, tujuh tahun. Pesawat terbang, tanda tangan hari ini, operasional satu skadron, itu 70 bulan,” tutup Prabowo. (nhn/yas)