Membunuh Kejenuhan pada Turnamen Bulutangkis Leg Asia di Thailand

65
Fajar Alfian

SIRONLINE.ID-Jakarta-Berbagai cara dilakukan ole para pebulutangkis Indonesia yang mengikuti tiga  turnamen bulutangkis di Thailand dengan sistem gelembung sejak kedatangan mereka di Negeri Gajah, 4 Januari lalu.

Kegiatan para pemain bisa dibilang lebih banyak tinggal di kamar Hotel Novotel Bangkok Impact, tempat menginap. Mereka juga dilarang ke luar arena yang sudah ditentukan. Sementara jadwal latihan pun terbatas dan berlangsung singkat.

“Mau tidak mau pemain harus mencari kegiatan sendiri agar tidak bosan dan jenuh, selama sendirian di kamarnya masing-masing,” sebut Bambang Roedyanto, Kabid Luar Negeri PP PBSI, kepada Tim Humas PBSI.

Pemain ganda Fajar Alfian misalnya,  memilih kegiatan yang santai dan tidak menguras tenaga. Dia memilih membaca buku. Selain itu, dia juga  nonton youtube atau melakukan panggilan video kepada keluarga dan teman di Tanah Air.

Uniknya, buku yang dibaca bukan novel atau komik. “Buku yang saya baca itu buku menu makanan. Hahaha,” sebut Fajar.

Partner Fajar di tengah lapangan, Muhammad Rian Ardianto, menyebutkan bahwa pada waktu hari pertama, dia menghabiskan karantina dengan latihan ringan di kamar. Untuk membunuh kebosanan, dia juga bermain game online dan nonton film lewat saluran netflix.

“Di hari berikutnya rasanya tidak terlalu jenuh, karena sudah menjalani latihan dua kali dalam satu hari. Seusai latihan, paling saya hanya sebentar bermain game atau nonton, sisanya untuk makan dan istirahat,” cerita Rian.

Pemain tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, selama di Bangkok, dia menyebut tak ubahnya tinggal di asrama Pelatnas Cipayung. Setelah latihan, dia lebih banyak menghabiskan waktu di kamar dengan menonton televisi. Apalagi, di saluran televisi di kamarnya, begitu banyak tayangan film bagus.

“Karena kita mendapat dua sesi latihan pagi dan sore hari, setelah itu benar-benar bebas sampai malam. Jadi tidak banyak waktu juga untuk beraktivitas karena harus istirahat. Apa yang saya jalani ini sebetulnya kurang lebih hampir sama seperti di asrama,” kata Gregoria.

Nonton televisi juga dijalani Melati Daeva Oktavianti. Pemain ganda campuran ini pun mengaku kegiatannya usai berlatih lebih banyak menonton televisi. Apalagi panitia begitu tegas melarang pemain ngobrol atau bergerombol, meskipun hanya di lorong hotel.

“Akhirnya, setelah latihan, kegiatannya lebih banyak di kamar. Paling banyak nonton film di televisi. Ini sudah cukup untuk membunuh kejenuhan,” papar Melati.

Selebihnya, acara makan di kamar adalah yang paling favorit. Secara bergiliran para pemain bertandang ke kamar Rudy. Di sini, Kabid Luar Negeri PBSI ini jadi juru masak bagi para pemain. Kebetulan, sejak dari Jakarta, dia membawa peralatan masak dan begitu banyak logistik makanan cepat saji.

Menu bakso, paling banyak dipesan pemain. Rudy pun dengan senang hati memasak sesuai permintaan pemain. Praveen Jordan, Greysia Polii, Gregoria, dan pemain lain menyukai menu bakso buatan koki dadakan ini.

“Saya jadi koki dadakan. Menu bakso paling laris dan dipesan pemain,” cerita Rudy. (*)