Pengawet Buah Alami Karya Mahasiswa ITS Sabet Perak di ISTEC

197
Produk Kitoshelium, pengawet alami untuk buah-buahan karya mahasiswa Teknik Kimia ITS.

 

Surabaya – Ferdi Saepulah dan Filo Sofia Kamila Mukmin, mahasiswa Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menyabet silver medal (medali perak) kategori Science College dalam ajang International Science Technology Engineering and Competition (ISTEC) di Graha Pos Indonesia, Bandung, Rabu (15/1/2020). Kompetisi ISTEC diadakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) mengusung tiga kategori, yaitu Sains, Engineering, dan Teknologi.

Berkat inovasi berupa Kitoshelium, pengawet alami untuk buah-buahan, Ferdi dan Filo berhasil menyabet peringkat kedua kategori sains. “Produk kami berupa pengawet buah-buahan. Kebetulan kami dapat juri dari Afrika Selatan dan Thailand,” ungkapnya, dalam rilis yang diterima SIROnline, Jumat (17/1/2020).

Filo Sofia Kamila Mukmin (kiri) dan Ferdi Saepulah usai menerima penghargaan di ajang internasional ISTEC di Bandung.

Pemuda kelahiran Bandung ini memaparkan, inspirasi muncul dari teman ibunya yang mempunyai usaha salad buah, tetapi mempunyai kendala buah mudah membusuk. Walaupun sudah dimasukkan ke dalam pendingin, buah tetap berkurang kesegarannya. “Teman mama menantang saya buat mencari solusinya,” kata mahasiswa angkatan 2019 ini.

Dengan Kitoshelium, meski sudah seminggu, buah tetap terjaga kesegarannya. Tim yang dibimbing oleh Setiyo Gunawan ST PhD ini membuat konsep seperti formalin, tetapi Kitoshelium berbahan dasar alami, yakni dari ekstrak minyak bawang dan cangkang kerang hijau yang biasanya menjadi limbah. Bahan dasar ini kemudian dicampur dengan pelarut asam sitrat.

Setelah jadi larutan, buah yang diperlukan direndam selama tiga menit lalu ditiriskan. Sebelum dikonsumsi, buah yang sudah ditiriskan tadi masih mengandung bau bawang, tetapi bisa dihilangkan dengan dicuci terlebih dahulu.

Ditambahkan, penelitian ini merupakan inovasi baru dan keduanya berencana membuat jurnal agar bisa mematenkan. Mereka juga membuat roadmap skala pabrik dan rancangan penjualan. “Penjualan dari Kitoshelium ini masih dipromosikan, semoga ke depannya bisa lebih banyak peminatnya,” ujarnya.

Kelahiran 29 April 1999 ini berharap hasil dari karyanya bersama tim tersebut bisa dikembangkan lagi. “Semoga lebih banyak yang minat dengan produk kami, dan ke depannya ingin menemukan terobosan baru yang fokus pada bidang teknologi,” katanya lagi. (*/est)