Produksi ASI Lancar Karena Ibu Happy

420

 

Semua orang tahu, air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir hingga usia enam bulan. Beruntunglah ibu yang bisa “memproduksi” ASI dengan jumlah cukup sehingga bisa terus menyusui bayinya. Masalahnya, banyak ibu baru kesulitan memberikan ASI untuk bayinya karena berbagai macam alasan.

“Produksi ASI itu dipengaruhi oleh perasaan ibu. Kalau dari makanan, ibu cuma butuh gizi seimbang. Nah, untuk mempelancar keluarnya ASI, istilahnya laktagog/galaktagog, ibu bisa konsumsi daun katuk atau pare. Menurut penelitian, keduanya memang bisa membantu produksi ASI sampai 5%, tetapi balik lagi, ibu tetap harus happy, dan berusaha menyusui langsung,” kata pakar laktasi dr. Ameetha Drupadi, CIMI, dalam acara peringatan dua tahun aplikasi Teman Bumil di Jakarta, Rabu (27/11/2019).

Ditambahkan, ASI terbentuk dari hormon. Saat bayi menyusu, dia merangsang prolaktin dan oksitosin yang akan memicu produksi ASI. “Hormon juga tergantung mood ibu, makanya ibu harus happy, jangan stres. Yang harus disadari, di awal melahirkan ada banyak faktor pemicu stres yang bisa bikin mood ibu berubah. Ibu jangan cepat kesal karena bisa-bisa ASI lebih sedikit keluar.”

Ditambahkan, inisiasi menyusui dini (IMD) pada ibu dan bayi adalah salah satu untuk tips keberhasilan menyusui. IMD merangsang ASI keluar lebih banyak sehingga keberhasilan menyusui lebih baik. Tips lain, usahakan bayi menyusu langsung selama enam bulan pertama. Kalau ibu harus kerja di luar rumah seharian, satu bulan sebelumnya ibu harus mulai belajar memompa ASI. Lalu, dua minggu sesudahnya, pengasuh bayi mulai dilatih untuk memberi bayi minum memakai gelas.

“Begitu sampai di rumah lagi, ibu harus menyusui langsung. Bayi usia enam bulan mulai ditambahkan makanan pendamping ASI (MPASI), dan ASI tetap dilanjutkan sampai bayi usia dua tahun,” ujarnya.

Lalu, bagaimana bila usia bayi belum dua tahun dan ibu sudah hamil lagi?

“Perlu dilakukan tandem asalkan kehamilan tidak ada komplikasi. Selama tidak ada komplikasi dan riwayat perdarahan sebelumnya tetap bisa menyusui karena ASI tetap keluar. ASI umumnya tidak sebanyak biasanya karena hormon menyusui tertekan selama kehamilan,” jawabnya.

Bila menyusui tandem saat hamil, asupan nutrisi ibu harus lebih banyak dan bagus karena ada janin dalam kandungan, sedang menyusui, selain ibu butuh gizi untuk diri sendiri. Bila di trimester awal muntah berat, jangan paksakan menyusui, perbanyak saja MPASI. Dan begitu bayi kedua lahir, kakak masih boleh menyusu langsung dari ibu, tetapi utamakan adiknya. Kakak diperbanyak asupan MPASI-nya.

Ibu menyusui lebih sering mengalami perubahan hormon bila dibandingkan dengan saat hamil. Disebutkan dr. Ameetha, sesudah melahirkan, mood ibu biasanya lebih cepat berubah dan ibu baru cenderung lebih sensitif. Oleh karena itu, ibu menyusui butuh dukungan keluarga, lingkungan, dan teman-temannya. Hindari membanding-bandingkan satu ibu dengan ibu lain atau melakukan body shaming.

Masih kesulitan memberikan ASI? Ibu bisa menemui konselor ASI dengan membawa serta suami, orangtua, dan mertua sebagai support system. Biasanya konselor ASI akan memberikan semua informasi pentingnya ASI, termasuk suami perlu belajar memijat punggung istri. Bila enggan keluar rumah, ibu bisa mencari informasi dan dukungan yang diinginkan dari aplikasi Teman Bumil.

Hasil survei Teman Bumil terhadap 749 perempuan, sebanyak 97,6% membutuhkan dukungan saat hamil. Dari jumlah itu 50% memilih bergabung dengan aplikasi khusus kehamilan untuk mendapatkan dukungan atau berbagi pengalaman dengan sesama ibu seputar kehamilan dan tumbuh kembang anak sebesar 70,6% serta menyusui 26%. “Hanya 7% saja yang memilih bergabung dengan komunitas offline,” tutur Co-founder Teman Bumil, Robyn Soetikno. (est)