Kriteria Tim Ekonomi Kabinet Kerja Jilid II

22

Sironline.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasang kriteria tinggi dalam memilih jajaran menteri di Kabinet Kerja Jilid II. Jokowi akan mengutamakan tokoh-tokoh yang mampu mengatasi dampak tekanan ekonomi global karena tengah menjadi tantangan utama bagi kelangsungan perekonomian Indonesia.

“Saya kira presiden melihat global ekonomi seperti sekarang, pastilah beliau pilih orang yang mampu beradaptasi atau mengimplementasikan dengan cepat untuk sikapi global ekonomi sekarang. Yang pasti, beliau tidak akan coba-coba,” ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/9).

Sejak Jokowi resmi menjadi presiden terpilih untuk periode 2019-2024, isu jajaran menteri Kabinet Kerja Jilid II santer di kalangan publik. Jokowi sempat mengumbar beberapa kriteria tokoh yang diliriknya untuk dijadikan menteri. Salah satunya, menteri akan berasal dari generasi muda, bahkan yang masih berusia sekitar 25-30 tahun. Jokowi juga memastikan bakal memberikan porsi menteri perempuan seperti jumlah menteri perempuan yang ada saat ini.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF) Eko Listiyanto berharap Presiden Jokowi harus membangun optimisme kabinet yang bisa merepresentasi bahwa kabinetnya bisa menangani persoalan ekonomi saat ini. Jokowi harus mengakomodasi menteri-menteri yang professional. “Kalau tim ekonomi tidak berani menjanikan target pertumbuhan ekonomi yang lebih baik untuk apa dipertahankan. Itu salah satu cara untuk bisa membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan berikutnya tidak stagnan atau bahkan turun lagi,” jelasnya.

Tantangan periode kedua pemerintahan Jokowi menurutnya lebih berat karena harus punya perspektif global dan lokal yang berimbang. Tim ekonomi Kabinet Kerja Jilid II yang akan dipilih Jokowi nanti harus menguasai bagaimana ekonomi Indonesia yang harus diberdayakan di sisi lokal dan harus memiliki kemampuan untuk merespon kondisi global seperti ada  perang dagang, ada proteksionisme, ada fed rate dan sebagainya.

Ia berharap Jokowi bisa menemukan orang- orang terbaik untuk menjadi tim ekonomi Kabinet Kerja Jilid II yang merupakan kombinasi menguasai internasional dan mengerti sisi lokal. Kita tentu tidak ingin kebijakannya nanti ala Amerika yang sedikit-sedikit melakukan proteksi. Saat ini saja untuk investor yang akan masuk berinvestasi ke Indonesia, pemerintah selalu berupaya untuk memperlonggar Daftar Negatif Investasi (DNI). Untuk pendidikan saja pemerintah berpikir membuka peluang rektor asing, padahal di dalam negeri ada potensi. Jadi selain mengenal kondisi di dalam negeri, tim ekonomi yang diplih juga harus bisa merespon kondisi di luar negeri.

“Ketika harga cabai tinggi selalu pilihan pemerintah adalah impor, padahal di balik semua itu level gap harga cabai di internasional tinggi. Artinya keuntungan yang diambil oleh segelintir orang juga tinggi. Jadi pemerintah harus mengkreasikan apa yang bisa dilakukan di dalam negeri, seperti misalnya banyak usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bisa membuat sambal tahan lama. Ada juga alat untuk menjaga suhu sehingga cabai yang dipanen kemudian disimpan dalam wkatu 6 bulan itu bisa awet,” jelasnya.  (eka)