Menteri PPPA Keterwakilan Perempuan Di Parlemen Belum Penuhi Target

20
acara Peningkatan Kapasitas Perempuan Anggota DPR, DPD, dan DPRD Hasil Pemilu 2019 di Hotel Menara Peninsula, Senin (2/09/2019). dok kemenpppa.go.id

Sironline.id, Jakarta – Keterwakilan perempuan sebagai wakil rakyat mengalami peningkatan baik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Berdasarkan hasil perhitungan dinal KPU pada Pemilu 2019 jumlah wakil rakyat perempuan di DPR meningkat dari 17,19 persen menjadi 20,25 persen dan 25,4 persen menjadi 30 persen untuk DPD.

Menanggapi meningkatnya jumlah keterwakilan kursi perempuan sebagai wakil rakyat, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengatakan seluruh perempuan di Indonesia sudah menyadari bahwa perempuan itu sudah mulai diperhitungkan oleh dunia.

Ia mengatakan Kementerian PPPA sudah memiliki grand design yang telah disebarluaskan ke seluruh Indonesia untuk mengedukasi perempuan-perempuan yang berminat menjadi legislator. Hal tersebut dinilai efektif untuk menaikkan angka keterwakilan perempuan di parlemen.

Target Kementerian PPPA, sebanyak 30 persen perempuan bisa memenuhi kursi parlemen. Namun target itu belum tercapai.  Padahal, Yohana mengaku melihat banyak baliho dan spanduk para calon legislatif perempuan jika sedang berkunjung ke daerah-daerah.

“Saya keliling Indonesia itu, menjelang pemilu banyak foto perempuan perempuan yang muncul. Namun kalau dilihat hasilnya belum memenuhi target,” tegasnya dalam acara Peningkatan Kapasitas Perempuan Anggota DPR, DPD, dan DPRD Hasil Pemilu 2019 di Hotel Menara Peninsula, Senin (02/09/2019).

Yosana meminta para anggota legislatif perempuan terpilih pada Pemilu 2019 ini mengawal pengarusutamaan gender, tugas legislasi, pengawasan dan anggaran. Tidak hanya itu, ia berharap mereka juga dapat melaksanakan komunikasi politik dalam memperjuangkan hak perempuan dan anak. Termasuk, mampu mengambil peran dan keputusan di lingkungan parlemen, baik DPR, DPRD, maupun DPD. Ia juga mewanti-wanti, agar

“kartini-kartini” di parlemen ini dapat menerapkan good governance dengan menjaga nama baik sebagai perempuan “Jangan sampai terlibat korupsi!” pesannya.

Sementara itu, Presidium Kampus Parlemen Perempuan Indonesia Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengharapkan para anggota parlemen perempuan yang terpilih, berani tampil ke hadapan publik.

“Perlu belajar, harus bisa bersuara lebih banyak, berpendapat, punya inisiatif untu ambil peran substantif dan menjadi pimpinan lembaga atau alat kelengkapan yang ada,” katanya.

Hemas juga meminta agar para anggota parlemen terpilih ini bisa terus belajar dan meningkatkan kompetensi diri dan menyerap isu yang sedang beredar di masyarakat baik di pusat maupun di daerah. “Jika harus cari isu-isu strategis. Perlu jalin kolaborasi dengan berbagai institusi di pusat dan daerah,” ungkapnya. (D. Ramdani)