Erni Rahman : Pendidik yang Sukses Menjadi Juragan Cireng

2020

sironline.id, Depok – Panggilan hidupnya adalah menjadi guru. Namun, keinginan mengubah hidup membuat Erni Rahman terjun di dunia usaha. Menurutnya semua orang bisa membuat, tapi tidak semua orang bisa menjual. Ia pun memutuskan memulai usaha Cireng Crispy dengan brand Shaza Food.  “Saya pernah baca bahwa ketika memulai usaha, kita mulai dari hobi, kesukaan. Kebetulan Cireng itu kesukaan saya. Dan saya bilang cireng itu mudah dibuat,” ujar wanita yang saat ini menjadi Kepala Sekolah TKIT Darussalam, Reni Jaya, Bojongsari, Kota Depok.

Untuk menghasilkan Cireng yang berbeda dengan yang ada di pasaran, Erni melakukan uji resep. Dalam proses uji coba tersebut, mereka menemukan resep Cireng yang unik. Yakni Cireng Crispy dengan bumbu rujak. “Kenapa namanya itu karena menurut saya cireng itu setelah goreng abis itu alot. Nah, Cireng Crispy pas digigit renyah. Jadi dia bertahan renyah lebih lama dibanding cireng lain. Cireng biasa hanya enak dimakan pada saat panas aja, tapi begitu didiamkan sedikit sudah ga enak lagi. Nah cireng cripsy, walau didiamkan selama  1 jam tetap cripsy. Padahal kita tidak menggunakan bahan pengawet loh,” ucapnya.

Setelah menemukan resep yang tepat, ia pun memutuskan memulai usaha pada November 2013 dengan modal Rp 50 ribu. Modal itu digunakan untuk membeli bahan baku. Meski sebagai Kepala Sekolah, ia tidak gengsi untuk menjajakan usahanya. Tak hanya di sekolah, saat menjadi pengisi seminar PAUD, biasanya ia menawarkan ke panitia agar souvenirnya cireng.

Momentum kebangkitan usahanya, saat seorang memesan 100 pack per hari. Usahanya pun makin  berkembang, dengan bertambahnya reseller dan distributor. Puncak usahanya pada bulan Ramadhan 2014, produksi mencapai 10 ribu pack per hari. Namun, kini produksi mengalami penurunan karena semakin banyak kompetitor.

Ragam Produk

Pada awalnya Shaza Food hanya membuat Cireng Crispy Original, namun dengan banyaknya kompetitor, Bunda Ani mengeluarkan beragam varian. Mulai dari Cireng Crispy Vegetable (campuran bayam dan wortel), Cireng Crispy Keju, Cireng Crispy Ubi Ungu, Mpek-Mpek Cireng, Cireng Crispy  Sosis Pedas,  dan Cireng Gejrot. “ Kompetitor membuat saya kreatif,” ujar wanita asal Sukabumi ini.

Tak hanya Cireng Crispy, Shaza Food terus mengelurkan produk baru. Sebut saja Cilok, Donat Singkong, Donat Kentang, Donat Ubi Ungu , dan Donat Pisang. Lalu Pisang Luber dan teranyar produk Combro Crispy. Ragam produk ini harganya antara Rp 10 ribu – Rp 15 ribu/pack.

Keistimewaan

Baginya inovasi merupakan hal penting agar produk yang dibuat tetap laku di pasaran. Sebagai pelopor Cireng Krispy, dari berbagai varian Shaza Food, Cireng Cripsy Original merupakan produk best seller. Keunggulannya karena crispynya bisa bertahan lama. “Bisa 2 jam, masih kreyes. Bumbu rujak asem manis pedas pas. Saya juga menggunakan bahan berkualitas tinggi. Tepung tapioka nomor satu. Semua bahan sudah teregistrasi halal. Pada tahun 2016 ini, Shaza Food satu-satunya pabrik cireng yang mendapatkan piagam bintang keamanan pangan dari BPOM Jabar. Makanya di produk bunda dimasukin tanda bintang, itu tanda best seller atau top brand. Ini punya nilai jual dan tidak banyak orang yang punya label bintang di pangan,” katanya bangga.

Kini beragam produk diproduksi tiap hari antara 3 ribu – 5 ribu pack. Rata-rata produksi tiap bulan mencapai 100 ribu pack dengan omset mencapai Rp 1 milair.  Keuntungan bersih mencapai Rp 100 juta atau 10 % persen dari omset.

 Peak season usaha ini biasanya saat bulan Ramadhan atau bertepatan dengan pre order dari pasar modern. “Kalau ramadhan atau PO Swalayan bisa 10 ribu pack per hari,” ucapnya.

 Perkembangan usaha yang pesat, tidak membuatnya terlena. Ia terus melakukan inovasi agar usahanya tetap bertahan dan makin berkembang. “Makanan itu orang bisa bosan. Jadi kalau bisa eksis di 5 tahun, itu udah luar biasa. Saya kepengen ini bukan usaha musiman tapi langgeng,” ujarnya.

Kini Shaza Food telah hadir diberagam pasar modern dan supermarket. Sebut saja Carrefour, Giant, Hari Hari Swalayan, Tip Top, Diamond, Total Buah, Aeon Mall, Gelael, Aneka Buana, dan Yogya swalayan.

Selain produk Shaza Food yang telah masuk ke pasar retail modern, cara lain dilakukannya agar usaha terus dilakukan dengan membuka edutrip bagi anak-anak TK yang ingin melihat proses pembuatan Cireng.  “Karena saya juga pendidik, jadi buka edutrip, buka kunjungan field trip anak-anak TK. Jadi mereka lihat pembuatan cireng.  Saya ajak guru-guru TK  dan anak-anak untuk ke pabrik cireng. Jadi dengan acara ini secara tidak langsung mempromosikan cireng,” ucap wanita berhijab ini.

 Diakui Bunda Ani dalam berbisnis kuliner, selalu ada fase pasang surut. Namun, ia memiliki tips sukses sehingga usaha bisa berkembang dengan pesat. Pertama, semangat dan kerja keras. Tidak berhenti produksi, tidak lelah jualan, dan tidak capek promosi. Kedua, niat, doa dan motivasi. Doa para karyawan jadi motivasi terbesar baginya. (dess)