Jokowi Pertanyakan Kinerja PLN

48

sironline.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo mempertanyakan PLN tak bisa bekerja dengan cepat dan baik menanggulangi gangguan listrik di Jakarta dan sebagian Jawa Tengah, Jawa Barat serta Banten. “Peristiwa kematian total Minggu kemarin dan dalam sebuah manajemen besar seperti PLN ini mestinya menurut saya agar tata kelola resiko resiko, yang dihadapi dengan manajemen besar tentu saja ada backup plan, pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik,” ujar Jokowi di Kantor Pusat PT PLN, Jakarta, Senin (5/8)

Jokowi mendatangi kantor pusat PLN untuk meminta penjelasan dari Sripeni terkait peristiwa listrik padam kemarin, Minggu (4/7). Ia menyebut peristiwa serupa pernah terjadi di Jawa dan Bali pada 17 tahun lalu. Atas kejadian ini PLN dinilai tidak belajar dari pengalaman sebelumnya. “Saya tahu peristiwa seperti ini pernah terjadi di tahun 2002 di Jawa dan Bali, mestinya itu bisa dipakai sebuah pelajaran kita bersama jangan sampai kejadian yang pernah terjadi kembali terjadi lagi,” ujarnya.

Menurutnya seharusnya PLN memiliki cadangan rencana jika terjadi gangguan. Namun hal itu tak dilakukan sehingga pemadaman listrik pun terjadi di sejumlah wilayah di Jawa. Karenanya, ia menegaskan PLN tidak mengulangi kejadian serupa di kemudian hari. “Saya tahu, ini tidak hanya merusak PLN. Namun, banyak hal di luar PLN, terutama konsumen sangat dirugikan,” kata Jokowi.

Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani mengakui proses penanganan listrik mati yang melanda sejumlah wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, hingga Banten berjalan lambat. Listrik padam berlangsung hingga berjam-jam dan baru malam kembali menyala, meskipun belum menyeluruh. “Kami mohon maaf pak prosesnya lambat, kami akui prosesnya lambat,” kata Sripeni di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Kantor Pusat PT PLN, Jakarta, Senin (5/8)

Sripeni menjelaskan peristiwa mati listrik di sejumlah wilayah di Jateng, Jabar, DKI Jakarta, hingga Banten karena masalah di Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang.

Lebih lanjut menurutnya, sistem kelistrikan di Jawa-Bali terdapat dua sistem, yaitu sistem utara dan selatan. Masing-masing dari sistem itu terdapat dua sirkuit atau jaringan, sehingga total ada empat jaringan. “Jadi pada di utara, Ungaran, Pemalang pertama terjadi gangguan pada pukul 11.48 WIB, kemudian sirkuit, jadi terjadi gangguan, dua line terjadi gangguan,” jelasnya. (eka)