Kemenkes dan Illumina Bangun Genomic Engine Pertama di Indonesia

146
Keempat dari kanan: Nicholas Tan, Southeast Asia and India Commercial Lead Illumina; dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes; dan Jason P. Rebholz, Acting Deputy Chief of Mission of the U.S Embassy in Jakarta

Jakarta, SirOnline.id – Kementerian Kesehatan dan Illumina, pemimpin global dalam teknologi sekuensing DNA, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan ‘Genomic Engine’ yang pertama di Indonesia untuk mewujudkan misi Kemenkes dalam mengungkap variasi genomik populasi di Indonesia secara spesifik sebagai kunci untuk meningkatkan layanan kesehatan. MoU ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap penyesuaian obat di Indonesia dengan membangun kemampuan dan edukasi, serta memperluas kerja sama dalam pengawasan patogen (pathogen surveillance) untuk mendorong pemahaman serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat sejalan dengan strategi nasional dan global dalam kesiapsiagaan pandemi.

“Kolaborasi strategis ini menandai tonggak penting dalam kemajuan kesehatan di Indonesia dan komitmen dalam memanfaatkan teknologi canggih untuk kesejahteraan populasinya, merupakan langkah kunci dalam memanfaatkan kekuatan genomik untuk meningkatkan diagnostik dan pengobatan. Kemitraan ini menunjukkan dedikasi kami dalam memajukan inovasi, mendorong riset, dan pada akhirnya meningkatkan hasil kesehatan keseluruhan populasi kami,” ujar Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Ph.D., Sekretaris Jenderal Kemenkes, dalam rilis yang diterima SIRonline, Kamis (1/2/2024).

Data genomik adalah fondasi untuk pengidentifikasian penyakit baru hingga pengembangan obat yang presisi. Saat ini, 78% individu yang terlibat dalam studi genomik tentang risiko penyakit di seluruh dunia berasal dari keturunan Eropa sehingga membatasi penerapan data tersebut di Indonesia. Pada 2022, Kemenkes meluncurkan Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi). Program ini bertujuan untuk mengembangkan layanan kesehatan berbasis genom biomedis untuk pengobatan yang presisi bagi masyarakat dan menganalisis data genetik dari 10.000 orang Indonesia dalam memerangi penyakit yang berdampak khusus pada masyarakat Indonesia seperti tuberkulosis dan kanker.

“Berdasarkan pengalaman kami, proyek genom pada populasi berskala luas sering mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan jumlah data sangat besar dari ribuan sampel genom. Untuk mengatasi tantangan ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah bekerja sama untuk membangun struktur sekuensing genomik menyeluruh, yakni sistem yang disebut ‘Genomics Engine’, guna memberikan kemampuan yang dibutuhkan dalam menghasilkan data sekuensing genom berkualitas tinggi pada skala yang memenuhi standar global,” ujar Gretchen Weightman, Senior Vice President Asia Pacific, Middle East & Africa (AMEA), Illumina.

Acting Deputy Chief of Mission Jason P. Rebholz, yang menghadiri acara penandatanganan tersebut, mengatakan bahwa kerja sama kesehatan antara Amerika Serikat dan Indonesia merupakan landasan hubungan bilateral. “Kerja sama U.S – Indonesia di bidang kesehatan terus dibangun di atas hubungan diplomatik dan komersial yang kuat, dan upaya bersama kami dalam memajukan reformasi layanan kesehatan di Indonesia akan membantu meningkatkan kesehatan global dan mendorong perekonomian kita,” kata Rebholz.

Ditambahkan Weightman, menghasilkan data hanya langkah awal, yang terpenting adalah menginterpretasi data tersebut melalui bioinformatika agar dapat menjadi informasi yang bermanfaat dan meningkatkan hasil kesehatan. “Dengan membangun Genomics Engine, kami menggunakan serangkaian fungsi dan alat lengkap dalam platform analitik Illumina, kami berupaya dapat melengkapi Inisiatif Biomedis dan Sains Genom dengan kepakaran kami untuk benar-benar mengeksplorasi data, menemukan pengetahuan yang dapat membuka potensi genom untuk kepentingan semua orang Indonesia,” ujarnya.

Untuk mempercepat kemampuan analisis data di Indonesia, Illumina menyediakan alat genomik terbaik, gudang data, eksplorasi dan analisis data, semua dalam lingkungan data lokal yang aman, termasuk akses awal ke platform analisis sekunder Illumina yang disebut DRAGEN. “DRAGEN memiliki beberapa fitur unik yang meningkatkan sensitivitas dan ketepatan data yang dikumpulkan sekaligus secara signifikan mengurangi hasil positif palsu. Ini berarti DRAGEN dapat mendeteksi varian yang sulit dideteksi oleh platform lain,” tutur Weightman.

Untuk memungkinkan pengurutan, pembuatan data, analisis, penyimpanan, dan penyebaran data dengan kecepatan tinggi, Illumina menggunakan platform Illumina Connected Analytics (ICA) dan kemampuan analisis DRAGEN dalam kemitraan dengan Amazon Web Services (AWS). Platform tersebut memungkinkan aliran data secara langsung dari berbagai lokasi sekuensing di Indonesia ke dalam platform data terpusat dan terintegrasi,  yang selanjutnya memungkinkan analisis hilir yang diperlukan untuk dilakukan pada data secara aman di Indonesia. Platform ICA juga memungkinkan berbagi data yang aman dengan kolaborator lain yang dipandu oleh Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) sehingga semua data akan tetap berada di Indonesia. (*)