Pandemi Ubah Kebiasaan Ngemil

156

 

Pandemi Covid-19 turut mendorong berbagai perubahan kebiasaan di keseharian masyarakat dunia termasuk Indonesia, tanpa terkecuali dalam hal ngemil. Menyadari hal tersebut, Mondelēz International, produsen makanan ringan, kembali meluncurkan sebuah survei tahunan bertajuk The State of Snacking 2020 guna menganalisis kebiasaan, wawasan, dan tren ngemil pada konsumen di Indonesia dan 11 negara lainnya.

Prashant Peres, President Director Mondelēz Indonesia menjelaskan, survei ini bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan bagi masyarakat baik fungsional maupun emosional, khususnya dalam keseharian masyarakat Indonesia yang sangat lekat dengan camilan. “hadirnya survei ini bisa menjadi media informasi bagi masyarakat akan beragam manfaat baik dari camilan, sekaligus menginspirasi mereka untuk ngemil lebih bijak agar bisa meraih manfaat tersebut bagi tubuh maupun pikiran, utamanya di masa pandemi yang tak menentu ini,” jelas Prashant.

Survei The State of Snacking 2020 menemukan bahwa pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia akan konsumsi dan pembelian camilan:

Pandemi meningkatkan kebutuhan camilan harian masyarakat

Lebih tinggi dari rata-rata global, ternyata 60% orang Indonesia lebih banyak ngemil selama pandemi dibandingkan sebelumnya. Masyarakat Indonesia sendiri rata-rata mengonsumsi 3x makanan ringan per hari, yang melebihi jumlah rata-rata global. Tak hanya itu, ngemil juga dianggap menjadi hal yang sangat penting selama pandemi (64%).

Menanggapi temuan tersebut, peneliti dan pengamat sosial Devie Rahmawati menjelaskan, dalam konteks masyarakat Indonesia, kebiasaan ngemil sudah menjadi bagian dari tradisi sejak dulu. Tidaklah heran jika camilan banyak dipilih masyarakat di berbagai kesempatan, termasuk dalam hal mengisi waktu luang dan menghilangkan kebosanan.

”Kebutuhan masyarakat Indonesia akan makanan (camilan) tidak hanya menjadi pemenuh kebutuhan biologis, tetapi juga menjadi kekuatan sosiologis membangun konektivitas sosial, serta membantu mengendalikan suasana hati di kehidupan sehari-hari, bahkan meredakan tingkat stress yang timbul akibat suasana yang tidak menentu, seperti pandemi,” papar Devie.

Jadwal ngemil menjadi lebih spontan dan bervariatif

Terungkap bahwa saat ini setiap individu berusaha mencari kenyamanan saat menikmati camilan sehingga pemilihan waktu ngemil menjadi lebih spontan dan bervariatif. 60% menyatakan bahwa jadwal ngemil mereka menjadi lebih tidak terencana dan berbeda setiap harinya. Data tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak masyarakat Indonesia yang mengonsumsi makanan ringan untuk mencari kenyamanan di tahun ini (71%), dibandingkan dengan data pada tahun lalu (64%).

Camilan menjadi sumber kebahagiaan

Sebanyak 84% responden menyatakan bahwa camilan merupakan salah satu sumber kebahagiaan mereka. Tak hanya itu, 81% merasa camilan bisa memberikan semangat tersendiri sepanjang hari. Mengenai manfaatnya bagi keluarga, 94% orang tua mengandalkan camilan untuk menghibur anak-anaknya selama pandemi. Bahkan, 77% orang tua telah menjadikan kebiasaan ngemil sebagai tradisi baru bagi keluarga.

Masyarakat menjadi lebih bijak ketika ngemil

Tahun ini masyarakat merasa lebih sadar dan fokus pada camilan yang mereka makan, terutama saat mereka menikmatinya dalam kesendirian di rumah (67% menyatakan lebih sering menikmati camilan sendirian, dibandingkan sebelumnya). Sebanyak 66% responden merasa lebih fokus dengan camilan yang mereka konsumsi dan merasa lebih sadar untuk mencari camilan yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya (75%). Mereka menghabiskan waktu lebih hanya untuk memahami camilan tersebut, terutama bagaimana aromanya, teksturnya dan rasanya (75%).

Kebiasaan ngemil akan mengalami perubahan bahkan setelah pandemi berakhir

Delapan dari 10 orang percaya bahwa cara menikmati camilan akan berubah selamanya, bahkan setelah pandemi berakhir. 69% responden percaya bahwa ngemil akan menjadi bagian dari kebiasaan baru (new normal). Bahkan, 3 dari 4 orang indonesia memperkirakan tren ini akan terus berlanjut dan berencana untuk lebih memilih makan camilan sepanjang hari, dibandingkan makanan berat.

Pergeseran pembelian camilan dari offline menuju online

Survei kali ini juga mengungkap bahwa jumlah transaksi camilan secara online meningkat 33%, dibandingkan sebelum pandemi. 75% merasa lebih aman dan nyaman dengan membeli camilan secara online. Dalam hal menemukan jenis camilan baru, media sosial menempati pilihan teratas dengan dipilih oleh 54% responden. (est)