Ikuti Gibran, Mantu Jokowi Nyalon Walikota Medan

175

 

Sironline.id, Jakarta – Belum jelasnya nasib pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon walikota solo, kini menantu Jokowi, Muhammad Bobby Afif Nasution, mendaftar diri menjadi bakal calon (balon) Wali Kota Medan 2020-2025. Ia mendaftar ke Kantor DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara (Sumut) di Jalan Jamin Ginting, Medan.

Suami Kahiyang Ayu itu datang ditemani oleh pamannya, Erwan Nasution. PDIP merupakan partai yang pertama didatangi Bobby Nasution. Dia bahkan sudah mengembalikan formulir pendaftarannya. “PDIP ini menjadi partai pertama yang saya daftar,” ujarnya.

Sebelum mendaftar, Bobby Nasution mengaku mempersiapkan diri terlebih dahulu. Sehingga ia melewatkan proses pendaftaran di DPC PDIP Medan. “Untuk memastikan kita maju perlu persiapan. Mulai dari persiapan diri sendiri, melihat kemampuan diri sendiri sampai kita melihat permasalahan di Kota Medan,” bebernya.

Persiapan dilakukannya karena dirinya merasa sama sekali belum mempunyai pengalaman dalam berpolitik. Dia juga menyatakan mertuanya tidak mempermasalahkan dirinya maju sebagai bakal calon Wali Kota Medan. Bobby Nasution kini mencari sosok calon wakil walikota yang bisa saling melengkapi. “Wakil kita cari kepada kriteria, bukan siapanya. Harus bisa saling memenuhi, karena saya bukan dari birokrat, yang pas seperti apa, yang pas atau yang bisa mengatasi masalah yang ada di Kota Medan,” imbuhnya.

Seperti diketahui, terkatung-katungnya pencalonan Gibran dimulai sejak ditolaknya putra Jokowi itu mendaftar di DPC PDIP Solo karena sudah tutup, Gibran memilih mendaftar melalui jalur DPP PDIP hingga sowan pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebagai pendatang baru di dunia politik, Megawati menyarankan Gibran untuk membaca pelbagai buku wajib karangan Presiden RI ke-1, Sukarno agar meresapi ideologi kebangsaan Bung Karno. “Seperti buku Indonesia MenggugatMencapai Indonesia Merdeka hingga buku Lahirnya Pancasila. Semua buku Bung Karno yang bersifat wajib dan Mas Gibran juga oleh ibu disarankan membaca buku tersebut selain AD/ART partai,” kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto di Kediaman Mega, Jl teuku Umar belum lama ini.

Pakar politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, M Yulianto menilai, anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka terlalu gegabah untuk maju sebagai calon wali kota Solo pada Pilkada Solo 2020. Yulianto menyarankan putra sulung Jokowi ini sebaiknya tidak terburu-buru maju di bursa Pilkada Solo.  Pasalnya, keputusan Gibran ini justru berpotensi menimbulkan dinasti politik yang baru di Indonesia.  “Kalau dibiarkan maka akan diikuti tokoh-tokoh politik PDI-P lainnya dengan meniru pola seperti di Solo dengan membangun klan dinasti. Ini yang patut disayangkan, karena bisa merusak sistem kaderisasi di PDI-P,” ujarnya.

Pilkada Solo Yulianto menganggap sikap Gibran terlalu ngebet untuk maju pada Pilkada Solo, saat ayahnya masih menjabat sebagai Presiden Indonesia.  Tak gampang bagi anak muda untuk memimpin sebuah partai politik (parpol) seperti PDI-P, dan tak semudah mengelola perusahaan martabak. “Jangan mentang-mentang punya power, maka terus ikut maju di kontestasi pemilihan wali kota. Karena organisasi partai itu harus ada komunikasi yang dibangun dan harus mampu menjalankan komitmen bersama seluruh elemen di dalamnya,” ujar Yulianto.

Yulianto memperkirakan, tokoh senior di PDI-P Solo seperti Achmad Purnomo dan Teguh Prakosa yang akan dipilih Ketua Umu PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk diusung pada Pilkada Solo 2020.  Ia menilai karena senioritas yang lebih kuat, serta muncul atas kemauan anak cabang. “Kalau anaknya Jokowi lebih ditopang milenial yang kepingin perubahan. Tapi kemampuan memimpin bisnis boleh-boleh saja, belum tentu dia mampu di parpol. Itu tidak semudah mengelola perusahaan martabak,” kata Yulianto.  Apabila Gibran masih ngebet mencalonkan diri dengan jalan pintas melalui DPP PDI-P, akan mencederai loyalitas dan kesetiaan kader PDI-P yang bergerak di akar rumput. D. Ramdani