Utang Luar Negeri Indonesia Naik 10% Sebesar Rp 5.534 Triliun

27

Sironline.id, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2019 mencapai US$ 395,3 miliar atau sekitar Rp 5.534 triliun. ULN ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 197,5 miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 197,8 miliar. Total utang tersebut naik 10,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data yang dipublikasikan BI pada Senin (16/9), pertumbuhan ULN tersebut naik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,9%. Kenaikan pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam Rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.  ULN pemerintah meningkat 9,7%, lebih tinggi dibanding bulan Juni sebesar 9,1%. Sedangkan ULN swasta tumbuh 11,5%, lebih tinggi dibandingkan Juni yang tumbuh 11,1%.

Dalam keterangan resmi, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menjelaskan bahwa pertumbuhan ULN yang meningkat tersebut bersumber dari ULN pemerintah dan swasta. Pertumbuhan ULN pemerintah meningkat sejalan dengan persepsi positif investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Peningkatan ULN pemerintah didorong oleh arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang tetap tinggi di tengah dinamika global yang kurang kondusif. Hal ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap perekonomian domestik, didukung oleh imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik yang menarik.

Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di antaranya sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (19%) dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2%), serta sektor jasa keuangan, dan asuransi (13,9%).

Sementara ULN swasta tumbuh meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan investasi korporasi di beberapa sektor ekonomi utama. Peningkatan ULN swasta terutama bersumber dari penerbitan obligasi global oleh korporasi bukan lembaga keuangan. Secara sektoral ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,6%.

Meski posisi ULN Indonesia meningkat, ia memastikan struktur utang tersebut tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Juli 2019 sebesar 36,2%, membaik dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya. Selain itu, struktur utang luar negeri Indonesia tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa 87,6% dari total utang.

Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian. (eka)